Bagi orang islam yang sudah baligh maka wajib untuk menunaikan sholat. Wajib artinya berdosa apabila ditinggalkan. Jadi dimana pun anda berada dan bagaimana pun keadaan anda sholat tetap wajib dikerjakan kalau tidak mampu untuk berdiri maka boleh duduk, kalau tidak mampu untuk duduk maka boleh berbaring, kalau juga tidak mampu untuk berbaring maka boleh dengan menggunakan isyarah mata, yang intinya sholat tetap dilaksanakan. Berikut sebuah kisah yang sangat mengharukan dari seorang anak kelas 3 SD yang mungkin banyak mengandung pelajaran dan hikmah di dalamnya, begini kisahnya :
Saat itu Ia masih seorang bocah, dan masih duduk di bangku kelas 3 SD Suatu kali ustadz di kelasnya memotivasi para siswa untuk menjaga shalat jamaah shubuh Sang ustadz menyampaikan sebuah hadits tentang keutamaan shubuh berjamaah :
“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656)
Anak ini sangat terkesan dengan hadits tersebut dan segera menghafalnya dan ia bertekad untuk mengamalkannya. Namun Bagi si anak, Shubuh merupakan sesuatu yang sulit bagi sang bocah Namun sang bocah telah bertekad untuk menjalankan shalat shubuh di masjid Lalu dengan cara bagaimana anak ini memulainya?
Dibangunkan ayah? ibu? dengan alarm?…bukan!
Sang anak nekat tidak tidur semalaman lantaran takut bangun kesiangan, Sehingga Semalaman anak ini begadang, hingga tatkala adzan shubuh berkumadang, iapun ingin segera keluar menuju masjid.
Tapi…tatkala ia membuka pintu rumahnya Suasana sangat gelap, pekat, sunyi, senyap…membuat nyalinya menjadi ciut, rasa takut pun merasuki dirinya melihat malam yang kelam. Tahukah Anda, apa yg ia lakukan kemudian? tatkala itu, sang bocah mendengar langkah kaki kecil dan pelan, dengan diiringi suara tongkat memukul tanah…
Ya…ada kakek-kakek berjalan dengan tongkatnya Sang bocah yakin, kakek itu sedang berjalan menuju masjid maka ia mengikuti di belakangnya, tanpa sepengetahuan sang kakek.
Begitupula cara ia pulang dari masjid, bocah ini pun mengikuti langkah kakek tersebut hingga melintasi rumahnya. Bocah itu menjadikan itu sebagai kebiasaan begadang malam, shalat shubuh mengikuti kakek-kakek yang melewati rumahnya, Dan ia tidur setelah shubuh hingga menjelang sekolah Tak ada orang tuanya yang tahu, selain hanya melihat sang bocah lebih banyak tidur di siang hari daripada bermain. Dan ini dilakukan sang bocah agar bisa begadang malam.
Hingga suatu kali… Terdengar kabar olehnya, kakek-kakek itu meninggal Sontak, si bocah menangis sesenggukan. Sang ayah heran…”Mengapa kamu menangis, nak? Ia bukan kakekmu…bukan siapa-siapa kamu!”
Saat si ayah mengorek sebabnya, sang bocah justru berkata, “kenapa bukan ayah saja yang meninggal?” “A’udzu billah…, kenapa kamu berbicara seperti itu?” kata sang ayah heran. Si bocah berkata, “Mendingan ayah saja yg meninggal, karena ayah tidak pernah membangunkan aku shalat Shubuh, dan mengajakkku ke masjid. .. Sementara kakek itu….setiap pagi saya bisa berjalan di belakangnya untuk shalat jamaah Shubuh.” ALLAHU AKBAR!
Menjadi kelu lidah sang ayah, hingga tak kuat menahan tangisnya. Kata-kata anak tersebut mampu merubah sikap dan pandangan sang ayah, hingga membuat sang ayah sadar sebagai pendidik dari anaknya, dan lebih dari itu sebagai hamba dari Pencipta-Nya yang semestinya taat menjalankan perintah-Nya.
Dan kini Sang ayah menjadi rajin shalat berjamaah karena dakwah dari anaknya “Rabbana hablanaa min azwaajina qurrata a’yun waj’alna lil muttaqiina imaama..”
NB :
Shalat berjamaah memiliki keutamaan dibanding dengan sholat sendirian, dengan selisih 27 derajat. Kemudian orang yang menunggu shalat di masjid juga akan mendapat pahala dan do’a dari para malaikat. Dan begitu juga ketika seseorang keluar dari rumahnya berjalan menuju masjid, itu pun sudah dihitung pahalanya. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah::
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Shalat seseorang dengan berjama’ah lebih banyak pahalanya daripada shalat sendirian di pasar atau di rumahnya, yaitu selisih 20 sekian derajat. Sebab, seseorang yang telah menyempurnakan wudhunya kemudian pergi ke masjid dengan tujuan untuk shalat, tiap ia melangkah satu langkah maka diangkatkan baginya satu derajat dan dihapuskan satu dosanya, sampai ia masuk masjid. Apabila ia berada dalam masjid, ia dianggap mengerjakan shalat selama ia menunggu hingga shalat dilaksanakan. Para malaikat lalu mendo’akan orang yang senantiasa di tempat ia shalat, “Ya Allah, kasihanilah dia, ampunilah dosa-dosanya, terimalah taubatnya.” Hal itu selama ia tidak berbuat kejelekan dan tidak berhadats.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis lain menyebutkan:
Dari Ubay bin Ka’b ia berkata, “Rasulullah SAW melaksanakan shalat subuh, selesai shalat beliau bertanya: “Apakah ada yang melihat fulan?” para sahabat terdiam, lalu mereka menjawab, “Ya.” Dan sahabat tersebut tidak hadir. Kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah sholat Insya’ dan subuh, seandainya mereka mengetahui keutamaan yang ada dalam dua sholat tersebut, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Saf (barisan) pertama adalah seperti safnya para Malaikat, seandainya kalian mengetahui keutamaannya, niscaya kalian akan bersegera menyongsongnya. Sungguh, sholatnya seseorang bersama dua orang adalah lebih baik ketimbang dengan satu orang, dan sholatnya seseorang dengan seorang adalah lebih baik dari ia solat sendirian, semakin banyak jumlahnya akan lebih dicintai oleh Allah SWT.” (HR. Ahmad).
Demikian yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat! Utamakanlah sholat berjamaah dimanapun anda berada!!
0 Response to "Kisah Sedih!! Ayah Yang Bertaubat Karena Anaknya"
Posting Komentar