Berziarah kubur hukumnya sunnah. Pelaksanaan ziarah kubur tidak ada waktu yang diwajibkan. Kebanyakan muslim melaksanakan ziarah kubur pada hari raya idul fitri. Kegiatan ziarah kubur di hari raya idul fitri ini merupakan rangkaian panjang dari kegiatan bulan suci ramadhan. Bagi seorang muslim akan merasa kurang maksimal merayakan hari raya idul fitrinya bila tidak melakukan ziarah kubur ke makam leluhur, orangtua atau sanak-saudara yang telah mendahuluinya.
Sabda Rasulullah SAW, "Dulu aku pernah melarang kalian berziarah kubur,sekarang berziarahlah kalian ke kuburan, karena itu akan mengingatkan kalian pada akhirat" (HR.Muslim).
Rasulullah bersabda : “Tahaitukum ‘an ziyaaratil qubuuri fa zuruuhaa fa inna fii ziyaaratihaa tadzkirah”. Aku pernah melarang kalian dari ziarah kubur, maka sekarang ziarahlah, karena dalam ziarah kubur ada nasehat. (H.R Abu Dawud).
Ini adalah dalil yang menyebutkan bahwa ziarah kubur itu disyariatkan dan hukumnya tidaklah wajib. Namun demikian perlu dicatat bahwa ziarah kubur haruslah sesuai dengan cara cara yang diajarkan Rasulullah dan dilakukan oleh para sahabat.
Pada dasarnya ziarah kubur ini mempunyai tujuan dan hikmatnya tersendiri, diantaranya ialah :
1. Supaya dikasihi oleh Allah Subhanahu Wataala dengan sebab mengikuti Sunnah Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.
2. Berziarah ini juga akan menerbitkan perasaan insaf dan taubat di dalam hati tentang menghadapi hari kematian, alam kubur dan alam akhirat, iaitu dengan muhasabah diri, adakah amalan kita sudah mencukupi untuk dijadikan bekal di dalam alam barzakh dan alam akhirat.
3. Selain itu, berziarah kubur juga jika difahami dan dihayati tujuannya, akan mengingatkan kepada kita asal usul kejadian kita yang berasal dari tanah dan kepada tanah juga kita akan dikembalikan. Dengan penghayatan sedemikian, insya-Allah akan menggamit rasa hati dan kesedihan serta dapat melembutkan kekerasan hati, yang akan melahirkan kesedaran untuk melakukan segala suruhan Allah Subhanahu Wataala dan menjauhi segala larangan-Nya.
4. Ziarah kubur juga bertujuan berlaku ihsan terhadap penghuni kubur, lebih-lebih lagi kepada roh kedua ibu dan bapak kita dan menggembirakan mereka dengan memberi salam, memohon doa agar dilimpahi dengan rahmat, pengampunan dan keafiatan dari Allah Subhanahu Wataala. Perlulah diketahui bahawa permohonan doa anak yang salih itu, yang sentiasa mendoakan kedua ibu bapa mereka yang telah meninggal dunia akan diterima oleh Allah Subhanahu Wataala serta ditulis oleh Allah Subhanahu Wataala sebagai anak yang taat kepada ibu bapanya.
5. Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim maksudnya: "Dari Abi Hurairah Radiallahuanhu, bahawasanya Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Apabila seseorang manusia itu mati, akan terputuslah daripadanya segala amalannya melainkan tiga perkara: Sedekah yang berterusan manfaatnya, ilmu yang dimanfaatkan, atau anak yang salih yang mendoakan baginya.''
Larangan Dalam Ziarah Kubur
1. Duduk di atas kuburan dan menginjaknya. Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam :"Janganlah kalian shalat (memohon) kepada kuburan, dan janganlah kalian duduk di atasnya." (HR. Muslim).
2. Thawwaf sekeliling kuburan dengan niat untuk bertaqarrub (ibadah). Karena thawaf hanyalah dilakukan di sekeliling Ka’bah. Allah berfirman, "Dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah, Ka’bah)." (AI-Hajj: 29).
3. Membaca Al-Qur’an di kuburan. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, "Janganlah menjadikan rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan berlari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah." (HR. Muslim). Hadits ini mengisyaratkan bahwa kuburan bukanlah tempat membaca Al-Quran. Berbeda halnya dengan rumah. Adapun hadits-hadits tentang membaca Al-Quran di kuburan adalah tidak shahih.
4. Meminta pertolongan kepada mayit, meskipun dia seorang nabi atau wali, sebab itu termasuk syirik besar. Allah berfirman, "Dan janganlah kamu menyembah apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zhalim." (Yunus: l06). Zhalim dalam ayat ini berarti musyrik.
5. Meletakkan karangan bunga atau menaburkannya di atas kuburan mayit. Karena hal itu menyerupai perbuatan orang-orang Nasrani, serta membuang-buang harta dengan tiada guna. Seandainya saja uang yang dibelanjakan untuk membeli karangan bunga itu disedekahkan kepada orang-orang fakir miskin dengan niat untuk si mayit, niscaya akan bermanfaat untuknya dan untuk orang-orang fakir miskin yang justru sangat membutuhkan uluran bantuan tersebut."
6. Membangun di atas kuburan atau menulis sesuatu dari Al-Quran atau syair di atasnya. Sebab hal itu dilarang, "Beliau Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam melarang mengapur kuburan dan membangun di atas-nya." Cukup meletakkan sebuah batu setinggi satu jengkal, untuk menandai kuburan. Dan itu sebagaimana yang dilakukan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam ketika meletakkan sebuah batu di atas kubur Utsman bin Mazh’un, lantas beliau bersabda, "Aku memberikan tanda di atas kubur saudaraku." (HR. Abu Daud, dengan sanad hasan).
Manfaat ziarah kubur
Rasulullah mengajarkan beberapa doa bagi umatnya yang melakukan ziarah kubur diantaranya : “Assalaamu ‘ala ahlid diyaari minal mu’miniina wal muslimiina, wa innaa in syaa-Allahu lalaahiquuna ansya-alullaha lanaa wa lakum al’aafiyah”. Mudahan-mudahan keselamatan atas penduduk negeri ini dari kalangan orang orang yang beriman dan orang-orang Islam dan sesungguhnya kami akan menyusul. Mudah-mudahan Allah memberikan keselamatan untuk kami dan untuk kalian. (H.R Imam Muslim)
Dalam hadits ini tergambar tujuan dan manfaat yang didapatkan jika melakukan ziarah kubur, diantaranya :
Pertama : Mengambil pelajaran untuk mengingat kematian.
Sungguh, ada pelajaran yang sangat bermanfaat dari apa yang disaksikan saat ziarah kubur. Kita menyaksikan bahwa saudara saudara kita yang dahulu hidup di dunia dengan berbagai keadaan, ada yang kaya ada yang miskin. Ada yang berpangkat ada yang tidak. Ada yang sudah tua bahkan ada yang masih muda. Mungkin juga ada diantaranya beberapa hari yang lalu masih bisa tertawa ataupun bercanda. Semuanya saat ini telah ditempatkan didalam tanah karena mereka telah sampai ajal yang ditetapkan baginya.
Dalam hadits dimaksud disebutkan pula bahwa sesungguhnya kami akan menyusul. Inilah pelajaran dan kesadaran yang sangat penting bagi kita yang saat ini masih hidup. Memang demikianlah adanya perjalanan hidup ini. Dalam waktu yang tidak lama, kita pasti akan menyusul saudara-saudara kita yang telah lebih dahulu menjadi penghuni kubur.
Pelajaran dan kesadaran tentang mengingat kematian haruslah memberikan manfaat bagi kita untuk tidak menyia nyiakan sisa hidup yang tinggal sedikit ini.
Sungguh Rasulullah memuji orang yang selalu mengingat mati itu sebagai orang mukmin yang cerdas. Dari Ibnu Umar, diriwayatkan bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam ditanya : Siapakah dari orang orang mukmin yang cerdas ? Rasulullah bersabda : “Yang paling banyak mengingat mati dan paling tekun membuat persiapan untuknya, mereka itulah orang yang cerdas” (H.R Ibnu Majah dan al Hakim, dihasankan oleh Syaikh al Albani).
Ad Daqqaq berkata : Barangsiapa yang memperbanyak mengingat kematian maka akan dikaruniai tiga kebaikan : (1) Dia akan bersegera untuk bertaubat. (2) Hatinya akan dipenuhi oleh sikap menerima. (3) Dia akan rajin dan semangat dalam beribadah.
Kedua : Mendoakan keselamatan untuk diri sendiri dan penghuni kubur.
Hadits ini dibuka dengan doa untuk penghuni kubur yaitu : “Mudah mudah keselamatan atas penduduk negeri ini (penghuni kubur) dan kemudian ditutup dengan doa : Mudah mudahan Allah memberikan keselamatan untuk kami dan untuk kalian”.
Islam agama yang sempurna ini mengajarkan umatnya untuk mendoakan dirinya dan juga mendoakan saudaranya sesama muslim baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat. Tapi wajib untuk diketahui bahwa untuk sesama kita yang masih hidup kita sangat dianjurkan untuk saling mendoakan. Dan juga untuk yang telah meninggal maka sangatlah dianjurkan untuk mendoakan mereka. Tapi untuk saudara kita yang telah meninggal maka kita yang masih hidup sangat dianjurkan untuk mendoakannya sedangkan mereka tidak bisa lagi mendoakan kita. Oleh karena itu sangatlah dilarang meminta doa kepada yang sudah meninggal dunia bahkan bisa jatuh kepada kesyirikan.
Ziarah kubur tidak memiliki waktu khusus.
Ada yang bertanya apakah ada hari atau moment tertentu yang dianjurkan untuk berziarah kubur. Bahkan ada sebagian manusia menganggap hari tertentu atau moment tertentu adalah sangat baik untuk melakukan ziarah kubur.
Ketahuilah saudaraku bahwa tidak ada dalil yang menunjukkan keutamaan hari hari tertentu atau moment tertentu untuk berziarah kubur karena hadits yang menjelaskan tentang ziarah kubur adalah bersifat umum. Rasulullah tidak pernah menetapkan kapan harus berziarah kubur. Para sahabat, para ulama salaf dan orang shalih yang mumpuni ilmunya, tidak ada yang melazimkan diri mereka untuk ziarah kubur pada hari hari tertentu atau moment moment khusus.
Kalau Rasulullah tidak mengajarkannya lalu ajaran siapa yang kita ikuti. Bukankah Rasulullah uswah hasanah kita dan beliau adalah manusia yang paling tahu tentang agama ini dan wajib kita ikuti dan teladani. Wallahu A’lam.