Banyak orang yang bertanya kenapa umat islam yang berpegang kepada Alquran dan Sunnah masih bisa berpecah, bahkan menjadi 73 golongan. Padahal setiap kelompok mengaku dalilnya Quran dan hadits sama tapi mengapa bisa berbeda, sehingga umat Islam ini saling berpecah belah?
Jika masih berakal sehat ya akan menjawab TIDAK MAU LAH,..
” Tidak diragukan bahwa orang yang mengikuti atsar (sunnah) Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya adalah Ahlus Sunnah”. (Lihat Talbisul Iblis hal. 16). Sedangkan kata ”Al Jama’ah” artinya bersama atau berkumpul. Dinamakan demikian karena mereka bersama dan berkumpul dalam kebenaran, mengamalkannya dan mereka tidak mengambil teladan kecuali dari para sahabat, tabiin dan ulama–ulama yang mengamalkan sunnah sampai hari kiamat. Karena merekalah orang-orang yang paling memahami agama yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.
Umar juga mempertanyakan hal Ini, kemudian berdiskusi Lalu Umar berdiskusi dengan Abdullah bin Abbas.
Umar bertanya : Hai Abdullah bin Abbas mengapa umat Islam Ini berpecah belah? Padahal kitabnya 1, Rasulullah صلى اللّه عليه وسلم nya sama, kiblatnya sama
Abdullah bin Abbas : Ya amirul mukminin, sesungguhnya alquran ini diturunkan ditengah-tengah kita, kita yang pertama kali membacanya, kita memahami isinya, kita memahami seluruh tafsir alquran, kita paham benar bagaimana cara mengamalkannya. Wahai amirul mukminin, setelah kita meninggal maka Akan lahirlah generasi selanjutnya, mereka membaca quran tapi tidak memahami apa yg dimaksud, apa tafsir yang benar, ketika mereka tidak paham maka mulailah keluar pemahaman-pemahaman yang menurut pemikiran mereka sendiri. Apabila setiap kelompok sudah berani mentafsirkan alquran menurut pemahaman masing-masing maka umat Islam akan berpecah belah.
Apakah mungkin yang membuat perpecahan ini karena adanya ibadah-ibadah baru (bid'ah) ? Bid'ah terjadi karena rusaknya pemahaman, sehingga memahami ayat atau hadits dengan cara salah, dan timbullah amalan bidah tersebut. Dan bidah termasuk amalan pemecah belah umat, penoda ajaran islam, mendatangkan kemurkaan Allah, bahkan ada amalan bid'ah yang membuat pelakunya bisa keluar dari islam, jika amalan bid'ahnya itu memuat kesyirikan yang bisa mengeluarkan pelakunya dari islam.
73 golongan itu adalah golongan umat Nabi Muhammad SAW atau umat islam. Hanya Satu golongan yang selamat, yang 72 diancam api neraka. Maksudnya satu yang selamat, lainnya itu terancam masuk neraka, itu bukan berarti kekal di neraka. Namun, Siksa yang paling ringan di neraka adalah dipakaikan sandal dari api neraka, lalu mendidihlah otaknya. Itu siksa yang paling ringan,..
MAU MASUK NERAKA ? …
Jika masih berakal sehat ya akan menjawab TIDAK MAU LAH,..
Makanya,.. ayooo.. kenali satu golongan yang selamat tersebut.
Dalam sebuah kisah disebutkan. Pada satu hari, Umar bin Al Khaththab Radhiyallahu ‘anhu menyendiri. Dia berkata dalam hatinya, mengapakah umat ini saling berselisih, sementara Nabi mereka satu?! Lalu ia memanggil Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘anhu. Umar bertanya kepadanya, “Mengapakah umat ini saling berselisih, sementara Nabi mereka satu. Kiblat mereka juga satu dan Kitab suci mereka juga satu?” Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Al Qur’an itu diturunkan kepada kita. Kita membacanya dan mengetahui maksudnya. Lalu datanglah sejumlah kaum yang membaca Al Qur’an, namun mereka tidak mengerti maksudnya. Maka setiap kaum punya pendapat masing-masing. Jika demikian realitanya, maka wajarlah mereka saling berselisih. Dan jika telah saling berselisih, mereka akan saling menumpahkan darah. [Silakan lihat kitab Al I’tisham, karya Asy Syathibi, (II/691)].
Sungguh sayang sungguh malang, umat Islam di masa ini bak buih di lautan, banyak jumlahnya namun tercerai-berai. Heran bukan kepalang melihat fenomena ini, kita semua tahu bahwa Islam yang dibawa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam hanya 1 macam, sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya : “Sesungguhnya kalian adalah umat yang satu dan Aku adalah Rabb kalian, maka beribadahlah kepada-Ku” [Al-Anbiyaa : 92].
Namun mengapa hari ini Islam menjadi bermacam-macam ? Aneh bukan ? Ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sedari dulu telah memperingatkan hal ini :
“Telah berpecah kaum Yahudi menjadi tujuh puluh satu golongan; dan telah berpecah kaum Nashara menjadi tujuh puluh dua golongan; sedang umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu. Maka kami-pun bertanya, siapakah yang satu itu ya Rasulullah ?; Beliau menjawab : yaitu orang-orang yang berada pada jalanku dan jalannya para sahabatku di hari ini”. [HR. Tirmidzi].
Namun lihatlah, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengabarkan bahwa ada 1 golongan yang selamat dari perpecahan, yaitu orang-orang yang beragama dengan menempuh jalan Islam sebagaimana jalan Islam yang ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya pada masa itu.
Dari sinilah muncul istilah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah istilah yang dilekatkan dengan sifat-sifat golongan yang selamat yang disebutkan dalam hadist di atas. Maka tak pelak lagi, istilah Ahlus Sunnah pun menjadi rebutan. Bahkan orang-orang yang menempuh jalan yang salah pun mengaku Ahlus Sunnah. Sehingga masyarakat awam yang sedikit menyentuh ilmu agama pun dibuat bingung karenanya, dan rancu dibuatnya, tentang siapakah sebenarnya Ahlus Sunnah itu ?
Dari sinilah muncul istilah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah istilah yang dilekatkan dengan sifat-sifat golongan yang selamat yang disebutkan dalam hadist di atas. Maka tak pelak lagi, istilah Ahlus Sunnah pun menjadi rebutan. Bahkan orang-orang yang menempuh jalan yang salah pun mengaku Ahlus Sunnah. Sehingga masyarakat awam yang sedikit menyentuh ilmu agama pun dibuat bingung karenanya, dan rancu dibuatnya, tentang siapakah sebenarnya Ahlus Sunnah itu ?
Makna Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Kata “Ahlussunnah” terdiri dari dua suku kata yaitu ’ahlu’ yang berarti keluarga, pemilik, pelaku atau seorang yang menguasai suatu permasalahan, dan kata ’sunnah’. Namun bukanlah yang dimaksud di sini sunnah dalam ilmu fiqih, yaitu perbuatan yang mendapat pahala jika dilakukan, dan tidak berdosa jika ditinggalkan. Akan tetapi sunnah adalah apa yang datang dari Nabi, baik berupa syariat, agama, petunjuk yang lahir maupun yang bathin, kemudian dilakukan oleh sahabat, tabiin dan pengikutnya sampai hari Kiamat.
Dengan demikian definisi Ahlus Sunnah adalah mereka yang mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan sunnah para shahabatnya. Sehingga Imam Ibnul Jauzi berkata,
” Tidak diragukan bahwa orang yang mengikuti atsar (sunnah) Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya adalah Ahlus Sunnah”. (Lihat Talbisul Iblis hal. 16). Sedangkan kata ”Al Jama’ah” artinya bersama atau berkumpul. Dinamakan demikian karena mereka bersama dan berkumpul dalam kebenaran, mengamalkannya dan mereka tidak mengambil teladan kecuali dari para sahabat, tabiin dan ulama–ulama yang mengamalkan sunnah sampai hari kiamat. Karena merekalah orang-orang yang paling memahami agama yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.
Namun yang perlu digaris-bawahi di sini adalah bahwa Al-Jama’ah adalah ORANG-ORANG YANG BERADA DI ATAS KEBENARAN, BUKAN PADA JUMLAHNYA. DAN JUMLAH YANG BANYAK TIDAK/BUKAN MENJADI PATOKAN KEBENARAN !
Bahkan Allah Ta’ala berfirman yang artinya :
”Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah” [Al An’am : 116].
Sehingga benarlah apa yang dikatakan Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu : “Al-Jama’ah adalah yang mengikuti kebenaran walaupun engkau sendirian” (Syarah Usuhul I’tiqaad Al Laalika-i no. 160).
Ringkasnya,
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah orang-orang yang mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya, dan dalam memahami dan mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tersebut mereka meneladani praktek dan pemahaman para sahabat, tabi’in dan orang yang mengikuti mereka. Dan makna ini sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tentang satu golongan yang selamat pada hadits di atas : ”yaitu orang-orang yang berada pada jalanku dan jalannya para sahabatku dihari ini”.
Berikut salah satu kutipan hadis tentang 73 firqah/golongan:
Dari Abi Hurairah Rda, beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Telah berfirqah-firqah (golongan) orang Yahudi atas 71 firqah dan orang Nashara seperti itu pula dan akan berfirqah ummatku atas 73 firqah" (Hadits riwayat Imam Tirmidzi)
Salah seorang ulama yang mencoba membuat daftar 73 golongan tersebut adalah Mufti Syaikh Sayid Abdurrahman bin Muhammad bin Husein bin Umar dalam kitabnya Bugyatul Mustarsyidin, pada halaman 398, cetakan Mathba’ah Amin Abdul Majid Cairo. Beliau menyebutkan bahwa 72 golongan (firqah) yang sesat itu pada intinya adalah 7 golongan saja, yaitu:
1. Kaum Syi’ah yaitu kaum yang berlebih-lebihan memuja Saidina Ali Karamallahu wajhahu. Mereka tidak mengakui Khalifah-khalifah Abu Bakar, Umar dan Utsman, Radhiyallahu’anhum. Kaum Syi’ah kemudian berpecah menjadi 22 aliran.
2. Kaum Khawarij yaitu kaum yang berlebih-lebihan membenci Saidina 'Ali Kw. bahkan ada di antaranya yang mengkafirkan Saidina Ali. Firqah ini berfatwa bahwa orang-orang yang membuat dosa besar menjadi kafir. Kaum Khawarij kemudian berpecah menjadi 20 aliran.
3. Kaum Mu’tazilah yaitu kaum yang berpaham bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat, bahwa manusia membuat pekerjaannya sendiri, bahwa Tuhan tidak bisa dilihar dengan mata dalam syurga, bahwa orang yang mengerjakan dosa besar diletakkan di antara dua tempat, dan mi’raj Nabi & Muhammad hanya dengan ruh saja, dan lain-lain. Kaum Mu’tazilah berpecah menjadi 20 aliran.
4. Kaum Murji’ah yaitu kaum yang memfatwakan bahwa membuat ma’siyat (kedurhakaan) tidak memberi mudharat kalau sudah beriman, sebagai keadaannya membuat kebajikan tidak memberi manfa’at kalau kafir.
5. Kaum Najariyah yaitu kaum yang memfatwakan bahwa perbuatan manusia adalah makhluk, yakni dijadikan Tuhan, tetapi mereka berpendapat bahwa sifat Tuhan tidak ada. Kaum Najariyah pecah menjadi 3 aliran.
6. Kaum Jabariyah yaitu kaum yang memfatwakan bahwa, manusia “majbur”, artinya tidak berdaya apa-apa. Kasab atau usaba tidak sama sekali. Kaum ini hanya 1 aliran.
7. Kaum Musyabbihah yaitu kaum yang memfatwakan bahwa ada keserupaan Tuhan dengan manusia, umpamanya bertangan, berkaki, duduk 1 di kursi, naik tangga, turun tangga dan lain-lainnya. Kaum ini hanya 1 aliran saja.
Dari 7 kelompok tersebut, jumlah totalnya adalah sebagai berikut:
1. Kaum Syi'ah 22 aliran.
2. Kaum Khawarij 20 aliran.
3. Kaum Mu’tazailah 20 aliran.
4. Kaum Murjiah 5 aliran.
5. Kaum Najariah 3 aliran.
6. Kaum Jabariah 1 aliran.
7. Kaum Musyabihah 1 aliran.
Jumlah: 72 aliran.
Jika 72 ini ditambah dengan 1 aliran lagi yaitu paham kaum Ahlusunnah Wal Jamaah / Sunni maka total menjadi 73 firqah, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW. dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi.
Demikianlah daftar golongan akidah menurut Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Husain bin Umar al-Masyhur. Beliau wafat pada tahun 1320 H, atau 1902 M. Jika kita membuat studi serupa dengan kasus di zaman ini, masih ada kemungkin akan ada perbedaan di sana-sini karena sejak 1320H/1902M banyak muncul golongan-golongan baru yang menyimpang.
0 Response to "Kenapa Islam Terpecah menjadi 73 Golongan? Digolongan Manakah Anda?"
Posting Komentar