Seperti tak jera-jera, kembali ditemukan masih ada peserta tes CPNS yang membawa jimat untuk memuluskan jalannya menjadi seorang abdi negara. Kejadian itu terjadi hari ini. Sebagaimana disampaikan melalui akun twitter Badan Kepegawaian Negara (BKN) kembali mengunggah temuan tali pocong yang diyakini sebagai jimat. Kejadian itu terjadi pada tes seleksi kemampuan dasar (SKD) CPNS Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
"Itu (baru terjadi) hari ini. Ini ketemu di NTB (Nusa Tenggara Barat)," ungkap Kepala Sub Bagian (Kasubag) Hubungan Media dan Antar Lembaga Biro Humas BKN, Diah Eka Palupi, kepada detikFinance, Jakarta, Jumat (29/9/2017). Dalam foto yang diunggah itu juga ditulis, peserta tes SKD Kemenkum Ham RI ada yang ketahuan membawa tali pocong yang diyakini sebagai jimat.
"#SobatBKN , Dipenghujung SKD CAT @Kemenkumham_RI masih ada peserta yang membawa benda-benda yang diyakini sebagai JIMAT.".
Sebelumnya, beberapa peserta CPNS ada yang kedapatan membawa benda-benda diduga jimat. Bentuknya beragam, mulai dari benda kecil mirip batu yang dibungkus uang kertas Rp 10 ribu, peniti yang ditusuk di benda kecil menyerupai buah, hingga cincin dan kain putih yang mirip kain kafan. untuk lebih jelasnya silahkan baca disini terkait jimat bawaan peserta Test SKD CPNS.
Dengan jimat tersebut, tentu peserta berharap agar bisa diloloskan dalam seleksi tes tersebut. Mereka percaya benda-benda tersebut bisa membantu mereka untuk lolos tes. Kepala Biro Hubungan Masyarakat BKN, Mohammad Ridwan, menjelaskan, dalam pelaksanaan ujian CPNS para peserta memang dilarang untuk membawa barang-barang selain yang berhubungan dengan kegiatan tes. Adapun, barang-barang yang diperbolehkan hanya KTP dan kartu peserta ujian.
"Pokoknya yang tidak ada hubungannya dengan tes itu tidak kita perbolehkan masuk ke ruangan tes. Jadi kita sudah sediakan loker penyimpanan, sebelum masuk ruangan tes barang yang tidak dibutuhkan harus dilepas semua," kata Ridwan Jakarta, Kamis (28/9/2017). "Jadi yang dibawa masuk ruangan itu hanya KTP dan kartu peserta tes. Barang-barang sisanya akan disimpan di loker, nanti bisa diambil lagi setelah ujian," tukasnya.
Pada dasarnya peserta dinilai kurang percaya terhadap kemampuan diri masing-masing. Sehingga menggunakan berbagai cara termasuk membawa jimat.
Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian PAN-RB, Herman Suryatman, mengatakan, hal itu normal terjadi mengingat kultur sosial yang ada saat ini, masih ada sebagian kecil yang percaya dengan hal-hal berbau klenik tersebut.
"Normal dalam kultur masyarakat kita seperti ini, masih ada antara lain orang yang percaya hal-hal itu. Tapi saya kira itu tidak banyak, hanya beberapa kejadian saja, jangan digeneralisasi. Jadi jangan dibesar-besarkan, berarti sebagian besar sudah rasional. Kalau masih ada ya itu realitas sosial," terangnya. "Kepada para peserta, terutama generasi milenial yang sekarang menjadi peserta seleksi agar percaya diri, kemudian belajar yang baik untuk meningkatkan kompetensi," kata Herman.
Dia pun mengingatkan bahwa proses seleksi CPNS dilakukan dengan cara yang rasional. Oleh sebab itu, peserta seleksi CPNS diimbau tidak menggunakan hal-hal yang berbau klenik atau tidak rasional.
"Karena proses seleksi CPNS sangat rasional, sangat terukur, dan sangat obyektif. Jadi dengan cara-cara yang rasional, bukan dengan yang tidak rasional, antara lain seperti membawa jimat. Kalau ikhtiar spiritual silakan berdoa kepada Allah, itu memang harus dilakukan," tuturnya.