Kisah nyata ini terjadi di Gaza, Palestina. Seorang
bapak dengan delapan anak perempuan belum juga dikarunia anak laki-laki.
Beberapa saat kemudian, anak laki-laki lahir untuknya. Dia sangat bahagia.
Tetapi setelah berlalu beberapa tahun, tiba-tiba anak itu sakit mendadak. Trombosit
darahnya turun drastis. Siapa pun yang memukul anak itu, maka dia akan
mengalami pembekuan darah.
Tidak seorang pun mampu mengobati anak malang itu.
Bapaknya memutuskan untuk membawanya ke Yordania. Diapun diberi obat, tapi
setiapkali dilakukan pemeriksaan dan diberi obat darahnya harus diperiksa dan
diberi obat dengan dosis yang sesuai. Lalu keluarganya membawanya pulang ke
Gaza, dan obatnya itu tidak berpengaruh besar.
Anak itu hanya duduk dirumah. Bapak ibunya hanya
bisa memandanginya dengan sedih dan prihatin. Apa yang menimpa anak kami ya
Rabbi? Sembuhkanlah putra kami. Anak ini pun terus berobat di Gaza.
Beberapa saat sesudahnya, bapaknya memutuskan
membawanya ke sekolah. Dia menemui kepala sekolah dan menjelaskan keadaan
anaknya. Dia meminta kepada sekolah agar jangan sampai ada yang memukul anaknya
sehingga darahnya tidak mengalami pembekuan. Sebelum bapak ini berpisah dengan
kepala sekolah, dia melihat siswa-siswa disekolah itu minum air bergaram dan
disisinya ada WC sekolah. Bapak ini mengelus dada melihat keadaan ini. Dia
berkata kepada kepala sekolah, “Aku akan membawa galon air minum ke sekolah ini
dan meletakkannya jauh dari WC.”
Bapak ini menepati janjinya. Setiap hari dia mengisi
gallon dengan air bersih dan dengan biaya pribadinya. Suatu malam, bapak itu
bermimpi didatangi empat Malaikat. Mereka meletakkan anaknya di atas meja
seperti meja operasi. Mereka membedah perutnya. Bapak itu mengucapkan, “Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.” Hingga dia terbangun. Istrinya terkejut,
“Ada apa denganmu?” Dia menjawab, “Anakmu akan sembuh, Insya Allah.”
Keesokan harinya, bapak itu membawa anaknya untuk
mengambil obat. Sebelum diberi obat, dilakukan pemeriksaan dan terjadilah
sebuah mukjizat Allah. Hasil pemeriksaan menunjukkan ada kenaikan trombosit
pada darah anaknya ke arah yang normal. Dokter yang memeriksa terkejut.
Bagaimana ini bisa terjadi. Sungguh sesuatu yang aneh.
Lantas dokter pun mengirimkan anak itu ke dokter
yang lain. Mungkin dia yang salah dalam memeriksa. Dokter yang lain itu pun memeriksa
dan dia lebih terkejut lagi, “Apa yang dia lakukan?” katanya dalam hati.
“Ternyata anak ini sembuh total. Apakah masih perlu diberi obat atau tidak?”
Para dokter itu pun lalu menghubungi dokter yang di
Yordania. Mereka menjelaskan perkaranya seperti apa, maka dia menjawab dengan
penuh keyakinan, “Kita para dokter hanya bisa mengobati yang sakit, tetapi yang
menyembuhkan tetap hanya Allah.” Anak itu kemudian pulang ke rumah. Maka,
bapak-ibunya pun bahagia karenanya.