"Dan tolong-menolonglah kamu
dalam mengerjakan kebajikan dan takwa dan janganlah kamu tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksanya." (QS.
Al-Maidah: 2)
Rasulullah
SAW bersabda: "Sesungguhnya
Allah SWT suka kepada hamba yang berkarya dan terampil. Barang siapa bersusah
payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka dia serupa dengan seorang mujahid
fisabilillah." (HR.Imam
Ahmad)
Rasul
adalah seorang entrepreunership atau wirausahawan. Mulai usia 8 tahun 2 bulan
sudah mulai menggembalakan kambing. Pada usia 12 tahun berdagang sebagai
kafilah ke negeri Syiria dan pada usia 25 tahun Rasul menikahi Khadijah dengan
mahar 20 ekor unta muda. Ini menunjukan bahwa Rasul merupakan seorang wirausahawan
yang sukses.
Jiwa
wirausaha harus benar-benar ditanamkan dari kecil, karena kalau tidak maka
potensi apapun tidak bisa dibuat menjadi manfaat. Prinsip dari wirausahawan
adalah memanfaatkan segala macam benda menjadi bermanfaat. Tidak ada kegagalan
dalam berusaha, yang gagal yaitu yang tidak pernah mencoba berusaha.
Gagal
merupakan informasi menuju sukses, keuntungan bukan hanya untung untuk diri
sendiri tapi juga untuk orang lain. Kredibilitas diri kita adalah modal utama
dalam berwira usaha, dengan menahan diri untuk tidak menikmati kebahagiaan
orang lain sebagai keberuntungan kita. Jual beli bukan hanya transaksi uang dan
barang, tapi jual beli harus dijadikan amal soleh yaitu dengan niat dan cara
yang benar.
Uang yang tidak barokah tidak akan
dapat memberi ketenangan, walau sebanyak apapun akan tetap kekurangan dan akan
membuat kita hina. Berjualan dengan akhlak yang mulia, pembeli tidak hanya
mendapat fasilitas dan tidak hanya mendapatkan barang tapi juga melihat
kemuliaan akhlak seorang penjual.
Seorang pengusaha yang menjalankan
bisnis online maupun offline, tentunya berharap menuai keuntungan yang
sebesar-besarnya. Namun hambatan berat yang dihadapi cenderung membuat
menghalalkan segala cara, bahkan melanggar etika dan kebiasaan. Sehingga
menjadi boomerang atas perbutannya. Untuk itulah perlu diantisipasi dengan 11
etika dalam bisnis, berikut ulasannya:
1. Kejujuran
Etika bisnis yang pertama adalah kejujuran, merupakan salah satu poin penting
dalam segala hal, mulai dari sekadar memberikan informasi hingga ketika
menganalisa kekurangan wirausaha yang dijalankan. Misalnya dalam proses jual
beli, penjual harus jujur tentang produknya. Jika produknya berkualitas, maka
akan semakin banyak pelanggan yang akan berdatangan. Namun bila tidak jujur,
seperti barang yang sebenarnya berkualitas buruk namun dibilang berkualitas
baik, tentu saja mereka akan merasa kecewa dan bisa menghilangkan kepercayaan
pelanggan.
2. Reponsif
Respon yang cepat adalah hal penting bagi para pedagang. Pebisnis yang baik
adalah selalu mau menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak
termasuk dengan pelanggan. Misalnya menjalankan bisnis baju, tentu masuk dalam
rantai distributor sebuah produk baju. Bila ingin berjalan sesuai dengan apa
yang diharapkan, maka harus terus memantau laju bisnis. Setiap pertanyaan dari
konsumen sebaiknya dijawab dengan baik dan benar agar konsumen puas dan
melakukan repeat order.
3. Keramahan
Etika dalam bisnis berikutnya adalah keramahan seorang penjual kepada calon
pembeli dan pelanggan, bahkan kepada mitra usaha. Jangan kaku dan fleksibel
sesuai lawan bicara, dalam hal ini adalah para konsumen. Konsumen adalah pihak
yang awam tentang sebuah produk bisnis,
butuh penjelasan yang sejujurnya dari sang customer service. Pebisnis yang
ramah, fast respon, dan sabar terhadap pertanyaan-pertanyaan calon pembeli akan
lebih disukai dan membuat nyaman dan puas. Bagaimanapun juga kata-kata yang
baik akan membuat orang lain merasa nyaman.
4. Menepati Janji
Seorang pengusaha akan dipercaya karena mempu berusaha memenuhi segala janji
dan komitmen yang dibuat. Hendaknya tidak boleh sembarangan membuat janji,
karena berkewajiban untuk memenuhinya dengan baik. Peganglah etika bisnis bahwa
janji adalah hutang. Dalam hal ini biasanya banyak terjadi pada bisnis jasa
atau servis. Jika perhitungan meleset, segera hubungi konsumen untuk
menjelaskan apa yang terjadi. Akan lebih baik lagi jika mengalokasikan perkiraan
waktu peosesnya, sehingga terhindar dari ingkar janji.
5. Keadilan
Keadilan merupakan salah satu prinsip etika dalam bisnis yang bisa berwujud
dalam banyak hal. Misalnya, adil memberikan harga kepada konsumen, distributor
atau bahkan kepada pegawai sendiri. Tidak menggunakan kedudukan atau kekuatan
yang dimiliki untuk bersikap otoriter maupun seenaknya, sehingga mampu bersikap
adil pada setiap karyawa. Berpikir terbuka, mengakui jika melakukan kesalahan,
bahkan tak segan mengubah prinsip atau keputusan jika diperlukan. Pegawai yang
tidak merasa diperlakukan adil, akan sulit berlaku ramah kepada konsumen. Pada
akhirnya, pemilik usaha yang akan dirugikan.
6. Integritas
Seorang pimpinan perusahaan mendapatkan kepercayaan orang lain karena memiliki
integritas. Integritas sendiri diartikan sebagai konsistensi dan sinkronisasi
antara pemikiran, perkataan serta perbuatan dalam etika bisnis. Meski demikian,
membangun integritas tidaklah semudah bayangan karena seringkali berhadapan
dengan berbagai kepentingan lain yang mungkin berseberangan dengan kepercayaan.
Seseorang dikatakan sebagai pemimpin baik bila mampu bertahan dan tidak
mengorbankan prinsip yang dipercaya hanya karena mendapat tekanan dari pihak
lain.
7. Kepedulian
Seorang pengusaha yang memegang etika dalam berbisnis, akan menunjukkan
kepedulian, simpatik dan baik hati. Memahami konsep bahwa keputusan dalam
berbisnis tidak hanya berpengaruh bagi perusahaan, namun juga seluruh karyawan
dan staf yang terlibat didalanya. Seorang pemimpin harus mampu memberikan
keputusan yang memiliki sedikit dampak negated dan memiliki paling banyak
dampak positif. Kepedulian dapat juga diwujudkan dalam ucapan terima kasih
personal.
8. Loyalitas
Etika bisnis berikutnya adalah loyalitas, merupakan hal yang sangat diperlukan agar
perusahaan dapat berjalan dengan baik tanpa menimbulkan konflik. Loyalitas bisa
ditunjukkan dengan bekerja sesuai dengan visi dan misi perusahaan serta tidak
mencampurkan urusan kantor dengan masalah pribadi. Anda juga dapat menunjukkan
loyalitas dengan memberikan seluruh kemampuan demi perkembangan perusahaan
kearah yang lebih baik.
9. Menghargai Orang Lain
Termasuk dari etika dalam bisnis adalah menjadi pribadi yang menghargai orang
lain dan kompetitor. Selayaknya bersikap profesional dengan tidak membedakan
perlakuan kepada orang lain berdasarkan jenis kelamin, ras, agama, maupun
kewarganegaraan. Hal ini penting dilakukan bukan hanya untuk kebaikan
perusahaan, namun juga agar lingkungan kantor tetap kondusif. Adapun dengan
kompetitor jika tak saling menghargai, tentu akan timbul upaya jahat dalam
dinamika bisnis. Selain itu pesaing juga dapat dijadikan mitra atau teman
berbagi pengalaman.
10. Mematuhi Aturan
Cara bisnis yang baik tentunya memiliki berbagai aturan yang telah
ditetapkan secara tertulis maupun tidak tertulis. Jangan sampai usaha yang
dijalankan bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Menjual
benda-benda yang dilarang beredar atau dijual belikan di Indonesia, misalnya
hewan langka yang dilindungi, narkoba dan sejenisnya. Bila dikenakan bayar
pajak, maka bayarlah daripada masa depan bisnis Anda nanti terganjal urusan
pajak. Patuhilah seluruh aturan tersebut agar menjadi pengusaha yang sukses dan
bahagia.
11. Reputasi
Etika dalam bisnis yang terakhir adalah reputasi, berkaitan erat dengan nama
baik perusahaan. Seorang pengusaha harus memiliki kemampuan membangun dan
menjaga nama baik tersebut. Bermanfaat untuk mendatangkan lebih banyak konsumen
sebab mereka percaya bahwa perusahaan Anda bisa memenuhi segala kebutuhannya.
Keuntungan dengan sendirinya akan datang terus-menerus selama bisa menjaga
reputasi tersebut.