Dalam upaya mendewasakan diri kita,
salah satu langkah awal yang harus kita pelajari adalah bagaimana menjadi
pribadi yang berkemampuan dalam menjaga juga memelihara lisan dengan baik dan
benar. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan
hari akhir hendaklah berkata benar atau diam.", hadits diriwayatkan
oleh Bukhari.
1. Jenis-jenis Diam
Sesungguhnya diam itu sangat
bermacam-macam penyebab dan dampaknya. Ada yang dengan diam jadi emas, tapi ada
pula dengan diam malah menjadi masalah. Semuanya bergantung kepada niat, cara,
situasi, juga kondisi pada diri dan lingkungannya. Berikut ini bisa kita lihat
jenis-jenis diam:
a.
Diam Bodoh
Yaitu diam karena memang tidak tahu apa yang harus
dikatakan. Hal ini bisa karena kekurangan ilmu pengetahuan dan
ketidakmengertiannya, atau kelemahan pemahaman dan alasan ketidakmampuan
lainnya. Namun diam ini jauh lebih baik dan aman daripada memaksakan diri
bicara sok tahu.
b.
Diam Malas
Diam jenis ini merupakan keburukan, karena diam pada saat
orang memerlukan perkataannya, dia enggan berbicara karena merasa sedang tidak
mood, tidak berselera atau malas.
c.
Diam
Sombong
Ini pun termasuk diam negatif karena dia bersikap diam
berdasarkan anggapan bahwa orang yang diajak bicara tidak selevel dengannya.
d.
Diam
Khianat
Ini diamnya orang jahat karena dia diam untuk mencelakakan
orang lain. Diam pada saat dibutuhkan kesaksian yang menyelamatkan adalah diam
yang keji.
e.
Diam Marah
Diam seperti ini ada baiknya dan adapula buruknya, baiknya
adalah jauh lebih terpelihara dari perkataan keji yang akan lebih memperkeruh
suasana. Namun, buruknya adalah dia berniat bukan untuk mencari solusi tapi
untuk memperlihatkan kemurkaannya, sehingga boleh jadi diamnya ini juga
menambah masalah.
f.
Diam Utama
(Diam Aktif)
Yang dimaksud diam keutamaan adalah bersikap diam hasil dari pemikiran dan perenungan niat yang membuahkan keyakinan bahwa engan bersikap menahan diri (diam) maka akan menjadi maslahat lebih besardibanding dengan berbicara.
2. Keutaam Diam Aktif
a. Hemat Masalah
Dengan memilih diam aktif, kita akan
menghemat kata-kata yang berpeluang menimbulkan masalah.
b. Hemat dari Dosa
Dengan diam aktif maka peluang
tergelincir kata menjadi dosapun menipis, terhindar dari kesalahan kata yang
menimbulkan kemurkaan Allah.
c. Hati Selalu Terjaga dan Tenang
Dengan diam aktif berarti hati akan
terjaga dari riya, ujub, takabbur atau aneka penyakit hati lainnya yang akan
mengeraskan dan mematikan hati kita.
d. Lebih Bijak
Dengan diam aktif berarti kita
menjadi pesdengar dan pemerhati yang baik, diharapkan dalam menghadapi sesuatu
persoalan, pemahamannya jauh lebih mendaam sehingga pengambilan keputusan pun
jauh lebih bijak dan arif.
e. Hikmah Akan Muncul
Yang tak kalah pentingnya, orang
yang mampu menahan diri dengan diam aktif adalah bercahayanya qolbu, memberikan
ide dan gagasan yang cemerlang, hikmah tuntunan dari Allah swtakan menyelimuti
hati, lisan, serta sikap dan perilakunya.
f. Lebih Berwibawa
Tanpa disadari, sikap dan penampilan
orang yang diam aktif akan menimbulkan wibawa tersendiri. Orang akan menjadi
lebih segan untuk mempermainkan atau meremehkan.
Selain itu, diam aktif merupakan
upaya menahan diri dari beberapa hal, seperti:
1.
Diam dari perkataan dusta
2.
Diamdari perkataan sia-sia
3.
Diam dari komentar spontan dan
celetukan
4.
Diam dari kata yang berlebihan
5.
Diam dari keluh kesah
6.
Diam dari niat riya dan ujub
7.
Diam dari kata yang menyakiti
8.
Diam dari sok tahu dan sok pintar
Mudah-mudahan kita menjadi terbiasa
berkata benar atau diam. Semoga pula Allah ridha hingga akhir hayat nanti, saat
ajal menjemput, lisan ini diperkenankan untuk mengantar kepergian ruh kita
dengan sebaik-baik perkataan yaitu kalimat tauhiid "laa ilaha illallah" puncak
perkataan yang menghantarkan ke surga.