Obat PCC yang menyebabkan penggunanya menjadi kejang-kejang, dikait-kaitkan dengan narkoba jenis flakka karena efek keduanya dianggap mirip. BNN memastikan keduanya berbeda. "Flaka sendiri sangat berbeda dengan kandungan zat atau obat-obat yang sekarang dikonsumsi yang terkandung dalam obat atau pil PCC yang digunakan anak sekolah di kota Kendari," ujar Arman. Berikut perbedaanya :
Apa itu Flakka?
Flakka adalah jenis obat yang mengandung bahan senyawa aktif kimia alpha-PVP. Zat ini adalah stimulan utama yang merangsang naiknya hormon dopamin. Diketahui dopamin semacam neurotransmiter di otak yang, apabila jumlahnya berlebihan, akan menimbulkan kesenangan berlebihan, agresivitas tinggi, hingga tak sadarkan diri.
Efek samping dari penggunaan Flakka hampir mirip dengan narkoba jenis kokain dan amfetamin. Dalam jangka pendek, pengguna yang kecanduan Flakka mengalami euforia yang berlebihan, denyut jantung lebih cepat, kenaikan tekanan darah, dan berperilaku waspada yang terlalu berlebihan.
Apa itu PCC?
PCC adalah singkatan dari dari Paracetamol, Caffein, dan Carisoprodol. Biasanya obat ini dipakai sebagai obat penghilang rasa sakit, salah satunya adalah obat sakit jantung. Karena itulah, obat ini sangat keras dan harus diminum sesuai resep dokter. Kalau dikonsumsi sembarangan, bisa berbahaya! Efeknya agak mirip dengan efek narkoba tipe Flakka, yaitu kejang-kejang, mual-mual, dan berhalusinasi.
Obat PCC merupakan sebuah pil berwarna putih dengan merek dagang bernama somadril compound. Pil ini merupakan obat untuk mengatasi nyeri pada pinggang atau kejang otot. Meski begitu, obat PCC harus dikonsumsi dengan resep dokter."Kalau pemakaiannya overdosis bisa ada efek samping kerusakan hati terutama kalau dosisnya berlebih, pencernaannya, dosisnya tinggi bisa pendarahan hamil, kelainan kulit timbul ruam-ruam kulit seperti stephen johnson, lalu penurunan kesadaran karena ada pelemas otot dan tidak boleh diberikan ke ibu hamil," ujar spesialis saraf.
Kota Kendari Darurat Narkoba
Murniati mengungkapkan kasus ini muncul sejak Selasa (12/9). Sebagian korban adalah pelajar, yakni SMA, SMP dan juga pelajar SD. "Sebagian adalah warga atau remaja yang tidak bersekolah. Ada juga ibu rumah tangga," katanya. Menurut informasi, kata Murniati, jenis obat yang dikonsumsi itu kemungkinan barang baru, disebarkan sekitar dua hari lalu. "Ada dalam bentuk cair dan dalam bentuk tablet. Informasi yang kami peroleh pelajar SD yang mengkonsumsi itu karena dicampur dengan minumannya," katanya.
Kasus ini juga ramai di media sosial. Salah satu pengguna Facebook, Fadlyazis Kdi, mengunggah video dan foto-foto korban di rumah sakit dan pil yang mereka konsumsi. Fadlyazis mengatakan para korban tidak sadarkan diri dan berhalusinasi. "Info yang didapat dari pasien mereka telah meminum obat yang disebut PCC (Mumbul) dan ada juga yang disebut flakka jenis narkotika terbaru, dan obat tersebut didapatkan secara gratis oleh oknum yang mereka tidak kenal," katanya.
Obat PCC di Kendari kembali memakan korban jiwa. Seorang pemuda yang mencoba mengonsumsi PCC berhalusinasi, lalu lari ke laut dan tewas tenggelam. Sebelumnya, pada Rabu, seorang siswa SD dengan inisial R tewas akibat overdosis PCC, Somadril, dan Tramadol. Hari ini, Kamis (14/9/2017), korban kembali bertambah satu orang, yakni Riski (20), warga Jalan Bunga Palem, Kelurahan Watu-Watu, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Rauf, ayah Riski, menuturkan anaknya diketahui mengkonsumsi obat mumbul bersama adiknya, Reza. Beruntung, adiknya masih bisa diselamatkan dan dilarikan ke Rumah Sakit Jiwa Kendari.
"Anak saya meminum obat mumbul yang dicampur dengan pil PCC, awalnya melompat ke got depan rumah. Adiknya berhasil diselamatkan, namun kakaknya bernama Riski berlari ke arah laut dan meceburkan dirinya," terangnya. Korban kakak-adik ini merasa kepanasan, efek dari obat yang dikonsumsinya. Sang kakak berlari ke arah laut dan menceburkan diri. Sayangnya, ia tenggelam dan ditemukan sudah tidak bernyawa. Berdasarkan penuturan sang ayah, sehari-hari Riski dikenal sebagai sosok yang selalu ramah dengan tetangga. Ia juga mengatakan anaknya mendapatkan obat tersebut dari orang yang tidak dikenalnya.
Dengan demikian, korban tewas akibat obat PCC ini menjadi 2 orang. Adapun puluhan orang lainnya masih dirawat di RS Jiwa.
Untungnya, polisi telah bertindak cepat. Seorang ibu dan beberapa pemuda yang diduga sebagai pengedar sudah diamankan. Barang bukti uang tunai, obat jenis PCC siap edar, 2800 plastik klip bening dan 8 toples putih bekas tempat obat sudah diamankan.
Sangat memperihatinkan kayaknya Indonesia lagi darurat narkoba dan obat-obat berbahaya lainnya terutama untuk Warga Kota Kendari kalian harus tetap waspada ya Jagalah Anak, saudara, serta seluruh anggota Keluarga Kalian!! Jangan Sampai Menyesal Di Kemudian Hari, mohon disebarkan agar kita bisa membantu untuk menumpas peredaran dan aktifitas mumbul ini dengan menggunakan obat-obat berbahaya.
0 Response to "Waspadalah!! Kota Kendari Mulai Rawan Obat Mumbul Jenis PCC"
Posting Komentar