Mulai tahun 2019 sampai dengan 2020 pemerintah akan menggelar ujian seleksi kompetensi dasar dengan sistem CAT untuk formasi di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Kota/Kabupaten/Provinsi. Ujian digelar serempak di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Berbagai upaya pun akan dilakukan oleh para pelamar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), agar bisa lolos seleksi tes kompetensi dasar (SKD) dengan Computer Assisted Test (CAD BKN). Bukan hanya cara yang wajar, sejumlah pelamar juga telah ketahuan membawa jimat agar bisa lulus tes SKD CAT yang akan segera digelar.
Ada-ada saja kelakuan para peserta ujian seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Berbagai cara mereka lakukan demi bisa lulus menjadi abdi negara. Mulai dari belajar dan berdoa sungguh-sungguh, sampai yang irasional seperti membawa bermacam jimat ke dalam ruang ujian. “Peserta bilang untuk ‘pegangan’ ujian. Beberapa petugas kaget mendengarnya,”.
Kasubag Hubungan Media dan Antar Lembaga BKN, Diah Eka Palupi, menyebutkan bahwa jimat yang dibawa dan dipakai oleh pelamar CPNS ini ditemukan di Kalimantan, Sulawesi, Yogyakarta, dan Palembang. Meski jimat-jimat yang dibawa disita sebelum tes berlangsung, Diah mengatakan bahwa jimat tersebut langsung dikembalikan ke peserta begitu ujian selesai. “Selepas ujian semua jimat dikembalikan ke peserta,” tuturnya. Selain itu, Diah juga berpesan pada seluruh peserta yang hadir untuk tak mempercayai jimat yang diklaim bisa membuat mereka lulus tes CPNS ini. “Pelamar D3/SMA CPNS jangan percaya dengan jimat. Percaya hanya pada Allah SWT, Tuhan YME dan yakin pada kemampuan diri,” tegasnya.
Berikut sejumlah jimat yang diamankan sementara oleh panitia:
Dari sejumlah foto yang dikirim Diah melalui pesan singkat, tampak jimat atau “pegangan” yang dibawa peserta ujian terdiri dari berbagai macam rupa dan bentuk. Ada gulungan kain bermotif batik, biji buah yang ditusuk peniti, batu akik yang digulung uang kertas, dan berbagai jimat berbungkus kain hitam maupun putih.
Temuan jimat-jimat itu menurut Diah terjadi saat petugas penjaga melakukan pemeriksaan terhadap para peserta. Pemeriksaan dilakukan dalam dua tahap yakni menggunakan metal detector dan meraba fisik (body check) sesuai jenis kelamin petugas dengan peserta. Hal ini menurut Diah agar peserta tak membawa peralatan yang tidak berkaitan dengan pelaksanaan ujian. “Karena kita beberapa kali kecolongan ada (yang bawa) action camera, ear phone,” terang Diah.
Peserta ujian, kata Diah hanya boleh membawa satu pensil dan kertas karena ujian dilakukan dengan sistem computer assisted test (CAT). Ia menyatakan peserta yang kedapatan membawa jimat masih boleh mengikuti ujian. Namun jimat-jimat itu disita dan baru boleh diambil setelah peserta menyelesaikan ujian. “Karena [jimat] tidak ada kaitan dengan ujian maka ditarik (disita sementara). Karena yang boleh dibawa masuk hanya alat tulis,” katanya.