Dalam Al-Qur’an
Allah menyebutkan mengapa kita diciptakan: Aku ciptakan jin dan manusia
semata-mata untuk menyembahKu. (Surat Az-Zariyat: 56)
Seperti
disebutkan dalam ayat ini, keberadaan manusia di bumi ini semata-mata untuk
menjadi hamba Allah, untuk menyembahNya dan untuk memperoleh ridhaNya.
Penghambaan manusia kepada Allah merupakan batu ujian selama ia hidup di muka
bumi.
Banyak orang mengira
bahwa keberadaan manusia di dunia adalah gara-gara kesalahan Adam (yang tergoda
setan untuk melanggar larangan Tuhan). Artinya keberadaan manusia di
dunia adalah sebuah kecelakaan yang tidak diharapkan.
Harusnya manusia hidup nyaman di surga tapi gara-gara kesalahan Adam, kita
semua harus susah payah hidup di dunia menghadapi godaan dunia dan hasutan
setan, dengan resiko yang sangat besar yaitu masuk neraka apabila gagal.
Benarkah demikian?
Ternyata anggapan semacam ini salah besar. Allah
menciptakan menusia di dunia dengan tujuan tertentu. Keberadaan manusia di dunia adalah karunia
Allah terbesar yang tidak diberikan kepada makhluk lain. Lalu apa sebenarnya tujuan Allah
menciptakan manusia di dunia?
Berikut penjelasannya Cerita Adam dan Hawa sebagaimana dipahami sebagian besar
masyarakat berfokus pada proses penciptaan Adam, penciptaan Hawa, kehidupan
Adam Hawa di surga, dilanjutkan dengan kegagalan Adam Hawa dalam bertahan dari
godaan Iblis. Dengan alur cerita seperti itu tidak cukup informasi untuk
menjawab pertanyaan, “Kenapa dan untuk apa manusia (Adam dan Hawa)
diciptakan di dunia?”
Padahal sebenarnya ada peristiwa besar yang
disebut Allah dalam Quran sebelum penciptaan Adam. Dalam peristiwa
tersebut para malaikat dan jin yang sudah diciptakan lebih dahulu sebelum Adam,
semuanya dikumpulkan di hadapan Allah. Kemudian Allah berfirman kepada para
mereka,”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan dimuka bumi ini seorang khalifah
(pemamkmur/penanggungjawab yang akan mengolah, memanfaatkan, memakmurkan bumi
dengan segala aktifitasnya)” (rujukan ayat Quran nya Al Baqarah ayat 30)
Manusia sebagai Khalifah di Bumi
Dari peristiwa besar yang disebut secara jelas dalam Al Baqarah
ayat 30, kita tahu bahwa keberadaan manusia di muka bumi bukanlah
sebuah kecelakaan melainkan memang sengaja Allah menciptakan
manusia di bumi (di dunia ini) sebagai makhluk yang dimuliakan dan
dipercaya sebagai pengemban amanah dengan sebutan “Khalifah fil Ardli”
(khalifah di muka bumi)
Artinya kejadian Adam
dihasut Iblis tidak ada hubungannya dengan keberadaan manusia di bumi. Karena
keberadaan manusia di bumi bukanlah sebuah kesalahan atau kecelakaan melainkan
kemuliaan yang dikaruniakan Allah atas manusia.
Dalam Surat Al Israa ayat 70 Allah menyebut pemuliaan atas
manusia dengan sebutan Bani Adam (anak keturunan / keluarga Adam) "Dan sesungguhnya
telah Kami muliakan Bani (keturunan) Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di
lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan."
Apa Maksudnya “Khalifah fil Ardli” (Khalifah
di muka bumi)
Makna khalifah sendiri ditafsirkan dalam beberap makna yang
berbeda oleh sebagian ulama. Namun dari beberapa penafsiran tersebut
semuanya merujuk pada pengertian: pemakmur, pengemban amanah, penanggung jawab,
pengelola.
Pengertian ini sebenarnya tidak berbeda dengan pengertian
Khalifah dalam sebuah pemerintahan Islam. Seorang Khalifah dalam Islam adalah
orang yang diberi amanah, tanggungjawab untuk mengelola SDM dan Sumber Daya
Alam di wilayah yang dipercayakan kepadanya agar lebih bermanfaat untuk rakyat
banyak. Seorang Khalifah dalam
Islam harus mempertanggungjawabkan kinerja nya kepada Seluruh Rakyat dan Kepada
Allah.
Hanya saja dalam sejarah kekhalifaan Islam, pada kadar tertentu
seorang Khalifah seringkali bertindak ataupun dianggap sebagaimana seorang
raja. Tentu saja ini tidak benar karena raja dalam bahasa Quran bukanlah
khalifah tetapi malik (yang berarti raja atau penguasa)
Dengan demikian kembali pada pengertian semula, manusia
sebagai khalifah dibumi tidak diartikan sebagai raja
(malik).
Kalifah fil Ardli lebih tepat dimaknai sebagai “pengemban
amanah untuk mendayagunakan bumi bagi kemakmuran seluruh manusia, yang pada
akhir masa tugasnya (akhir hidupnya) akan diminta pertanggunjawabannya selama
mengemban amanah tersebut (selama masa tugas/selama masa hidup di dunia)”
Beberapa Ayat Lain yang Menyebut Kata Khalifah
Selain dalam surat albaqarah ayat 30, Allah menyebut kata
khalifah dengan makna yang sama dengan uraian di atas, pada beberapa ayat
berikut ini:
Kaum Musa berkata: "Kami telah ditindas (oleh Fir`aun)
sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang. Musa menjawab:
"Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah
di bumi (Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu. (Al
A’raaf 129)
Atau siapakah yang memperkenankan (do`a) orang yang dalam
kesulitan apabila ia berdo`a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan
yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di
samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati
(Nya). (An Naml 62)
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa)
di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari
jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat
azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (Shaad 26)
Bukankah Manusia dan Jin diciptakan untuk
beribadah?
Dalam Surat Adz Dzariyat ayat 56 Allah berfirman:
Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk
beribadah kepada-Ku.
Sebagian orang menanyakan, “Jadi sebenarnya manusia itu
diciptakan untuk beribadah atau untuk mengemban amanah sebagai khalifah
sebagaimana uraian di atas?”
Tidak terlalu sulit menggabungkan dua informasi tersebut ke
dalam sebuah pengertian yang mencakup keduanya. Ibadah kepada Allah adalah kewajiban baik bagi Jin maupun
Manusia. Tetapi misi untuk memakmurkan bumi hanya manusia yang diberi amanah,
sedangkan jin tidak.
Artinya selain dimintai pertanggungjawaban mengenai ibadah
khususnya kepada Allah manusia juga ditanya mengenai apa yang telah diperbuatnya sehubungan dengan kemaslahatan
maupun kumudharatan di muka bumi.
Demikian.
Maha Suci Allah yang menciptakan manusia dengan tidak sia sia:
Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada
di antara keduanya dengan bermain-main. (al anbiya 16)
0 Response to "Mengapa Kita Manusia Ini Diciptakan?"
Posting Komentar