Ada beberapa riwayat penafsiran tentang Bani Israil yang dikutuk Tuhan menjadi kera atau monyat itu. Menurut riwayat dari Ibnu Ishak, Ibnu Jarir dan Ibnu Abbas, semua mereka itu dikutuk sehingga berubah rupa menjadi monyet. Tetapi setelah mereka menjadi monyet itu, mereka tidak bisa makan dan tidak bisa minum, sehingga tidak sampai tiga hari sesudah perubahan rupa itu, merekapun mati semua. Satu riwayat pula dari Ibnul Mundzir, katanya dari Ibnu Abbas juga, bahwa segala monyet dan segala babi yang ada sekarang ini adalah keturunan mereka. Tetapi pada riwayat Ibnu Mundzir yang diterimanya dari al-Hasan ini, keturunan mereka terputus. Sebab itu menurut pendapat al-Hasan ini, kera dan babi yang ada sekarang tidaklah dari keturunan mereka.
Di dalam riwayat yang lain dari Ibnu Mundzir juga disertai riwayat dari Ibnul Abi Hatim, yang mereka terima dari Mujahid : "Yang disumpah Tuhan sehingga menjadi kera dan monyet itu ialah hati mereka, bukan badan mereka."Kejadian ini adalah sebagai suatu perumpamaan sebagaimana tersebut dalam ayat : كَمَثَلِ الْحِمارِ يَحْمِلُ "Laksana keledai memikul kitab-kitab." ( al-Jum'ah : 5)
Banyak orang menyebutkan bahwa orang-orang Zionis Israel sebagai ‘keturunan kera dan babi’. Saya sama sekali bukan simpatisan mereka, tapi apakah menyebut mereka seperti itu ada dalilnya? Atau itu semata-mata adalah refleksi kebencian terhadap kebengisan dan kekejian tindakan keturunan Zionis-Israel?
Kamu benar bahwa zionis Israel bukan keturunan kera dan babi. Mereka adalah keturunan nabi Adam dan Hawa ‘alaihissalam. Bahwa sebagian orang yahudi di masa lalu pernah dikutuk menjadi kera dan babi, sebenarnya tidak salah. Di dalam Al-Quran memang ditegaskan hal itu dan kita tentu wajib mempercayainya. Kisahnya ada di dalam beberapa surat, yaitu:
“Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina.” (QS. Al-Baqarah: 65)
Katakanlah, “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka yang dijadikan kera dan babi dan menyembah thaghut?” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS. Al-Maidah: 60).
“Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya, “Jadilah kamu kera yang hina.” (QS. Al-A’raf: 66)
Tiga ayat itu jelas-jelas menyebutkan bahwa sebagian umat yahudi yang membangkang itu dihukum dengan cara yang sangat aneh, yaitu mereka dikutuk berubah wujud menjadi kera dan babi. Hukuman ini bersifat penghinaan dan untuk menjatuhkan mentalitas kaum yang membangkang dari perintah Allah. Jarang-jarang ada jenis hukuman sedahsyat itu. Biasanya paling-paling ada banjir, angin topan, gempa bumi, atau wabah, yang memakan korban cukup banyak.
Tapi kalau hukuman menjadi kera dan babi, memang hukuman yang sangat bersifat psikologis. Di mana martabat si pelaku dipermalukan di depan umum. Tentunya karena dosa yang dilakukannya sudah kelewatan.
Kera dan Babi Kutukan Tidak Berketurunan
Barangkali karena ada ayat yang menceritakan yahudi dikutuk menjadi kera dan babi, maka ada sebagian teman kita yang beranggapan bahwa sebagian dari orang yahudi itu berarti anak keturunan kera dan babi.
Sayangnya anggapan ini kurang tepat. Sebab kalau kita baca di dalam kitab tafsir yang menjelaskan ayat-ayat di atas, ternyata kera dan babi kutukan itu tidak lama kemudian mati dan tidak berketurunan. Jadi tidak ada istilah bangsa keturunan kera dan babi, karena ternyata kera dan babi jadi-jadian itu mati dan tidak ada keturunannya.
Awalnya dahulu Rasulullah SAW pernah juga menduga sejenis hewan yang mirip biawak dan disebut dengan dhab sebagai keturunan dari babi dan kera atau hewan yang dikutuk dari manusia. Sehingga disebutkan bahwa beliau SAW tidak mau memakannya.
Namun setelah itu, Allah SWT menjelaskan bahwa hewan itu bukan keturunan dari penjelmaan manusia yahudi yang dikutuk. Dan bahwa yahudi yang dikutuk menjadi kera dan babi itu kemudian hanya hidup selama tiga hari saja, sesudah itu mati.
Jadi boleh dibilang bahwa mereka sebenarnya dihukum mati oleh Allah SWT, namun sebelum matinya, wujud mereka berubah dulu jadi binatang. Dan karena setelah itu mereka mati, tentu tidak akan ada keturunannya.
Dan akhirnya, Rasulullah SAW membiarkan para shahabat memakan daging dhabb itu, meski beliau sendiri tidak memakannya. Peristiwa ini oleh para ulama disebut sebagai taqrir (pembolehan) dari nabi SAW atas hukum suatu masalah, meski beliau sendiri tidak melakukannya. Disebutkan keterangan seperti ini di dalam kitab tafsir, khususnya yang membahas tentang kutukan Allah SWT terhadap ashhabussabti, mereka yang melanggar larangan untuk mencari ikan di hari Sabtu.
Di dalam kitab tafisr Al-Jami’ li Ahkamil Quran karya Al-Qurthubi jilid 1 halaman 440, disebutkan bahwa Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa orang yang dikutuk menjadi kera dan babi itu tidak hidup kecuali tiga hari saja. Dan telah jelas bahwa Allah SWT tidak mengubah manusia menjadi kera atau hewan lainnya lalu bisa beranak pinak.
Karena itu kita boleh menjuluki zionis yahudi itu dengan beragam sebutan yang buruk, seperti bangsa yang degil, pelaku kejahatan, langganana kriminal, haus darah, pembunuh yang tangannya berlumuran darah, syetan pencabut nyawa atau apapun. Tapi yang pasti, mereka bukan keturunan dari kera dan babi. Sebab kera dan babi yang merupakan hasil kutukan Allah SWT di masa lalu, sudah mati tiga kemudian tanpa menghasilkan keturunan. Wallahu a’lam bishshawab.
Sumber: Disarikan dari penjelasan Ustadz Ahmad Sarwat, Lc dalam rubrik Konsultasi Fiqih dalam Rumah Fiqih Indonesia
0 Response to "Betulkah Keturunan Yang Dikutuk menjadi Kera dan Babi Itu Orang Yahudi??"
Posting Komentar