Bagi manusia, mati tidak berarti menghilang. Kematian merupakan suatu peralihan ke kampung akhirat, tempat tinggal yang sebenarnya. Kematian memutuskan hubungan seseorang dengan tatanan dunia, termasuk tubuhnya yang ada dalam tatanan ini. Saat hubungan antara tubuh dan ruh terputus, yakni setelah kematian, ruh mulai berhubungan dengan gambaran akhirat. Tabir di depan matanya tersingkap, kemudian sadarlah ia bahwa mati bukan berarti menghilang seperti anggapannya. Ia memulai kehidupan akhirat seperti memulai hari-harinya saat terbangun dari tidurnya. Ia dibangkitkan dari kematian. Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur’an: “Dia lah yang memberi kehidupan dan menyebabkan kematian. Jika Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya mengatakan, “Jadilah” maka jadilah. (Surat Ghafir: 68) Peralihan manusia ke alam akhirat terjadi dengan sebuah perintah Allah seperti itu, karena setelah mati ada banyak tahapan dan perjalanan yang akan kita lalui dan tahap-tahap perjalanan manusia setelah mati akan dimulai dari tahap seperti berikut ini:
1. Alam Kubur
Setelah mati, perjalanan yang akan kita lalui adalah perjalanan menuju alam kubur. Alam kubur adalah tempat singgah pertama yang akan kita singgahi setelah mati. Dialam kubur inilah, kita sebagai manusia sudah bisa tahu dimana kita akan tinggal kelak di akhirat. Karena di alam kubur orang-orang kafir, munafik, dan golongan mukmin yang berbuat dosa akan mendapatkan siksa didalamnya, inilah yang dimana siksa kubur.
Orang mukmin yang disiksa didalam kubur itu karena minimnya pengetahuan mereka tentang Allah SWT. Mereka percaya bahwa Allah adalah Tuhan mereka, namun mereka suka meninggalkan perintah-Nya tapi malah menjalankan larangan-Nya. Kita akan berada di alam kubur hingga kita dibangkitkan kembali pada hari kebangkitan.
2. Hari Kebangkitan
Hari kebangkitan akan dimulai ketika malaikat Israfil meniupkan sangkakala yang menandakan kebangkita manusia dari kematiannya atas perintah dan izin Allah SWT. Pada saat dibangkitkan dari kematian, manusia datang dengan berbondong-bondong dengan rupa dan keadaan yang berbeda-beda untuk menunggu keputusan dari pengadilan Allah. Pada saat itu, kita akan diadili dalam pengadilan yang seadil-adilnya, karena sekecil apapun kebaikan atau kejahatan akan mendapatkan balasannya disana.
3. Padang Mahsyar
Padang Mahsyar adalah dataran yang sangat luas tempat berkumpul para makhluk pertama, hingga makhluk yang terakhir hidup. Dataran Mahsyar berada di alam akhirat, dan dikatakan berpasir, tidak terlihat tinggi maupun rendah. Di Mahsyar inilah semua makhluk Allah yang berada di tujuh lapis langit dan bumi termasuk malaikat, jin, manusia, binatang berkumpul dan berdesak-desakan. Setiap manusia pada hari pengadilan akan hadir di mahsyar, diiringi oleh dua malaikat, yang satu sebagai pengiringnya dan yang satu lagi sebagai saksi atas segala perbuatannya di dunia.
4. Hisab
Yaumul hisab atau hari perhitungan amal adalah hari dimana Allah memperlihatkan kepada hamba-hamba-Nya tentang amal mereka. Allah Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka." [QS. Al-Ghashiyah ayat 25-26]
Disinilah tahap yang paling menentukan nasib kita kelak, karena apabila hisab kita menunjukkan amal baik yang lebih tinggi maka kita akan selamat. Namun berbeda dengan orang-orang kafir dan orang yang banyak dosanya, mereka akan celaka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sering berdoa di dalam sholat dengan mengucapkan:
Allohumma haasibni hisaaban yasiiro (Ya Allah, hisablah diriku dengan hisab yang mudah.) Kemudian 'Aisyah radhiyallahu 'anha bertanya tentang apa itu hisab yang mudah? Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Allah memperlihatkan kitab (hamba)-Nya kemudian Allah memaafkannya begitu saja. Barangsiapa yang dipersulit hisabnya, niscaya ia akan binasa." [Diriwayatkan oleh Ahmad, VI/48, 185, al-Hakim, I/255, dan Ibnu Abi ‘Ashim dalam Kitaabus Sunnah, no. 885. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi]
5. Melintasi Jembatan Sirath
Semua manusia akan akan melintasi jembatan ini. Jembatan Sirath adalah jembatan yang membentang di atas neraka, dan jembatan inilah jalan satu-satunya menuju surga. Orang-orang yang memiliki amal shaleh akan dengan mudah melewati jembatan sirath ini, namun bagi mereka orang-orang kafir, mereka tidak akan bisa melewatinya dan mereka akan jatuh kedalam neraka dan mereka kekal didalamnya.
Disinilah penentuan akhirnya, yaitu surga atau neraka. Karena jika kita dapat melewatinya maka kita akan hidup di surga yang penuh dengan kenikmatan dan kekal didalamnya. Dan sebaliknya, apabila kita tidak dapat melewatinya maka kita akan menjadi penghuni neraka, Na'udzubillah. Namun ada pendapat yang mengatakan bahwa seluruh umat mukmin akan masuk kedalam surga, namun jika mereka ada yang memiliki dosa maka dosa-dosanya akan dilebur terlebih dahulu dineraka sebelum Allah memasukkannya kedalam surga.
0 Response to "Apakah Manusia Mati Itu Berarti Menghilang?"
Posting Komentar