Allah menerima setiap bentuk taubat yang tulus asalkan pelakunya berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya, dan selanjutnya memperbaiki perbuatannya. Besar kecilnya dosa tidak menjadi perbedaan. Yang penting, ada kesungguhan untuk membuang perilaku yang buruk. Keputusan Allah tentang pertaubatan ini dinyatakan dalam ayat berikut:
Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubatnya orang-orang yang mengerjakan perbuatan karena kejahilan (lalai), yang kemudian bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang. (Surat An-Nisa’: 17)
Taubat secara bahasa artinya kembali. Secara istilah artinya kembali kepada Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Menyerah diri pada-Nya dengan hati penuh penyesalan yang sungguh-sungguh. Yakni kesal, sedih, ssah serta rasa tidak patut atas dosa-dosa yang pernah kita dilakukan sehingga menangis. Hati terasa pecah-pecah bila mengingati dosa-dosa yang dilakukan itu. Memohon agar Allah yang Maha Pengampun akan menerima tobat kita. Hati menyesal akan perbuatan dosa yang kiata lakukan itu menjadikan anggota-anggota lahir (mata, telinga, kepala, kaki, tangan, kemaluan) tunduk dan patuh dengan syariat yang Allah telah tetapkan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan-perbuatan itu kembali.
Itulah pengertian taubat. tidak cukup dengan hanya mengucapkan istighfar di mulut, “ Astaghfirullahal adzim.” Hati tidak merasa bersalah dan berdosa. Tidak semudah itu Allah SWT hendak menerima taubat hamba-hamba-Nya kecuali setelah menempuh syarat-syarat (proses) yang telah ditetapkan-Nya.
Bolehkah kita melakukan apapun kemudian bertaubat, dengan anggapan bahwa Allah akan mema’afkannya jika kita bertaubat?
Ini adalah pikiran yang ngawur dan mengakibatkan banyak orang berbuat salah. Allah mengetahui setiap hati dan rahasia yang tersembunyi di dalamnya. Allah memang mengatakan bahwa Dia akan menerima taubat orang yang sungguh-sungguh menyesali perbuatannya serta memperbaiki perbuatannya itu. Namun bagi orang yang berpikiran bahwa “Allah nanti akan memaafkannya”, ia tetap harus mempertanggungjawabkan setiap perbuatannya di akhirat kelak. Ia akan menerima balasan atau hukuman yang setimpal dengan perbuatannya itu.
Manusia tidak luput dari salah dan dosa. Dosa-dosa itulah yang menjadi hijab atau pembatas antara hamba dengan Allah SWT serta Allah memandang hamba-Nya itu dengan penuh benci dan murka sehingga terhijab seluruh rahmat dan kasih sayang-Nya. Jika ini terjadi, segala amal ibadah serta kebajikan yang kita lakukan tidak diterima dan tertolak. Bahkan bukan itu saja, di Akhirat besok, Allah akan menghukum dengan Neraka yang maha dahsyat. Oleh itu wajib setiap hamba Allah itu bertaubat dengan secepatnya jika sudah terlajur melakukan dosa dan kesalahan.
Tidak diterima Allah taubat mereka yang berbuat kejahatan setelah tiba ajal kepada mereka, seraya mengatakan “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang”. Dan tidak pula bagi mereka yang mati dalam kekafiran. Bagi mereka itu telah kami sediakan siksa yang pedih. (Surat An-Nisa’: 18)
0 Response to "Apakah Allah Menerima Setiap Bentuk Taubat?"
Posting Komentar