Apa Arti Dan Bahaya “Mempersekutukan” Allah Atau Syirik? | ADDY SUMOHARJO BLOG

Apa Arti Dan Bahaya “Mempersekutukan” Allah Atau Syirik?

Mempersekutukan Allah bermakna menganggap Allah mempunyai sekutu. Mempersekutukan Allah diistilahkan dengan syirik. Jadi, syirik berarti perbuatan mempersekutukan Allah dengan sesuatu. Orang yang berbuat syirik atau orang yang mempersekutukan Allah disebut musyrik.  Walaupun demikian, orang seringkali menggunakan istilah orang musyrik daripada musyrik. Seringkali, syirik disamakan artinya dengan perbuatan musyrik. Maksudnya, syirik adalah perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mempersekutukan Allah. Orang yang mempersekutukan Allah beranggapan bahwa Allah mempunyai sekutu (partner).

Syirik berarti menganggap seseorang atau benda lain atau suatu konsep sebagai wujud yang setara atau lebih tinggi dari Allah. Anggapan seperti ini bisa dari segi penilaian, sifat keberartian, rasa lebih menyukai, atau keunggulan, yang disertai dengan perbuatan-perbuatan yang mendukungnya. Hal seperti inilah yang disebut sebagai “mempersekutukan Allah dengan Tuhan yang lain”. Dengan kata lain, menganggap bahwa seseorang atau benda lain memiliki sifat-sifat Allah, sama artinya dengan mempersekutukan Allah.

Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwa dosa syirik tak akan diampuni: 
Allah tak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang dikehendakiNya. Barang siapa mempersekutukan Allah, sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (Surat An-Nisa: 48)
  
Syirik juga adalah menyekutukan Allah dengan cara menyembah thoghut. Kebalikan dari syirik ini adalah ikhlash yaitu dengan memurnikan ketaatan hanya kepada Allah swt semata. Para ulama menggolongkan syirik ini secara garis besar menjadi dua yaitu syirik tersembunyi dan syirik yang terang-terangan atau nyata. Kedua-duanya sama-sama besar bahayanya bagi seorang hamba, sehingga harus diajauhi dalam kehidupan ini. 

Allah SWT amat sangat murka jika hambanya melakukan kesyirikan atau meduakannya dalam melakukan ibadah. Allah swt mengancam hambanya dengan tidak akan mengampuni dosa syirik itu dan akan menempatkan pelakunya dalam neraka jahannam selama-lamanya. Karena itu seorang mukmin harus menjauhi thaghut ini karena dia selalu mengajak manusia kepada kemusyrikan yang sangat berbahaya.

Al Qur’an menyebutkan berbagai jenis thaghut  yang diantaranya sebagai berikut:

1. Setan (asy syaithan)
Setan adalah musuh bebuyutan manusia yang kerjanya selalu mengajak manusia agar tersesat dan masuk ke dalam neraka. Caranya adalah dengan menghalang-halangi manusia supaya tidak menyembah Allah swt.
DalilAl Qur’an surat 36 ayat 60 : “Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu”

2. Penguasa Yang Lalim (al hakimul ja-ir)
Fir’aun adalah contoh paling parah sebagai sosok thaghut, ketika ia mengklaim sebagai Tuhan kemudian ia memperlakukan orang lain dengan semena-mena. Penguasa-penguasa zalim generasi berikutnya hingga saat ini merupakan turunan dari Fir’aun belaka.

Dalil Al Qur’an surat 5 ayat 44 : “Sesungguhnya Kami yang menurunkan Kitab Taurat  di dalamnya  (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para Nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat Ku dengan harga murah. Barang siapa tidak memutuskan perkara dengan apa yang telah diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang kafir”

Al Qur’an surat 5 ayat 45 : “Kami telah menetapkan bagi mereka di dalamnya (Taurat) bahwa nyawa (dibalas) dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi dan luka-luka (pun) ada qisasnya (balasan yang sama). Barang siapa melepaskan (hak qisas) nya, mak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barang siapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim”

Al Qur’an surat 5 ayat 47 : “Dan hendaklah pengikut Injil memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah , maka mereka itulah orang-orang fasik”

Al Qur’an surat 79 ayat 17 : “Pergilah kamu kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas”

3. Hukum Jahiliyah (al hukmul jahili)
Hukum yang tidak mendasarkan pada hukum Allah adalah thoghut yang berbahaya. Terbukti, hukum jahiliyah selalu menyeret manusia ke lembah penderitaan, kesengsaraan, ketidakadilan, aniaya dan arogansi.

Dalil Al Qur’an surat 4 ayat 60 : “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaithan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya”

Al Qur’an surat 5 ayat 50 : “Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? (Hukum) Siapakah yang lebih baik dari pada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya) ?”

4. Perdukunan dan Sihir (al kahana was sihr)
Sebagian manusia ada yang meminta pertolongan kepada jin dan tukang sihir sehingga mereka semakin bertambah dosa dan lalimnya.

Dalil Al Qur’an surat 72 ayat 6 : “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan”

Al Qur’an surat 2 ayat 102 : “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir) padahal Sualiaman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitanlah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia  dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan : Sesungguhnya kami hanya cobaan(bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan  antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari  sesuatu yang tidak memberi mudharat  kepadanya dan tidak pula memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah menyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui”

5. Berhala (al ashnam)
Latta, Uzza dan Manata merupakan contoh-contoh berhala ketika Rasulullah diutus di tengah-tengah bangsa Arab.  Penyembahan kepada nya merupakan dosa yang sangat besar walaupun merek (bangsa Qurays) mengatakan bahwa berhala-berhala tersebut merupakan perantara mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.

Dalil Al Qur’an surat 4 ayat 117 : “Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyala berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka”
Al Qur’an surat 14 ayat 35 : “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: ‘Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.”

Al Qur’an surat 14 ayat 36     : “Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikuti, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

Memperlakukan hal-hal yang tersebut di atas sama dengan perlakuan dan keyakinan yang diberikan kepada  Allah swt merupakan kemusyrikan (asy syirk) yang dalam al Qur’an disebut sebagai:

1. Kezhaliman yang besar (azh zhulmun azhim)
Al Qur’an surat 31 ayat 13 : “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya: Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”

2. Dosa yang tidak diampuni (‘adamul ghufran)
Al Qur’an surat 4 ayat 48 : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia  mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar”

Al Qur’an surat 4 ayat 116 : “Allah tidak akan mengampuni dosa syrik ( mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan Dia  mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesatu jauh sekali.”

Al Qur’an surat 4 ayat 48 : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia  mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar”

3. Kesesatan yang jauh (dhalalum ba’id)
Al Qur’an surat 4 ayat 60 : “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaithan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya”
Al Qur’an surat 4 ayat 116 : “Allah tidak akan mengampuni dosa syrik ( mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan Dia  mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesatu jauh sekali.”

4. Diharamkan masuk surga (hirmanul jannah)
Al Qur’an surat 5 ayat 72 : “Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata: sesungguhnya Allah itu dialah Al Masih Putra Maryam. Padahal al Masih  (sendiri) berkata: Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan (sesuatu dengan ) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolongpun bagi orang-orang zalim itu”

5. Masuk neraka (dukhulun nar)
Al Qur’an surat 5 ayat 72 : “Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata: sesungguhnya Allah itu dialah Al Masih Putra Maryam. Padahal al Masih  (sendiri) berkata: Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan (sesuatu dengan ) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolongpun bagi orang-orang zalim itu”

6. Menghapus amal baik (ihbathul ‘amal)
Al Qur’an surat 39 ayat 65 : “Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: Sungguh, jika engkau mempersekutukan(Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi”

Al Qur’an surat 6 ayat 88 : “Itulah petunjuk Allah, dengan itu Dia memberi petunjuk kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sekiranya mereka mempersekutukan Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan”

Contoh syirik yang paling nyata adalah perbuatan orang yang menganggap Al Masih putera Maryam adalah Allah (5:72).
5:72. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (versi Dep. Agama RI)
Sebenarnya, ayat 5:72 sudah menerangkan dengan jelas bahwa tindakan menganggap Al Masih sebagai Allah adalah perbuatan mempersekutukan Allah. Walaupun demikian, tidak ada salahnya untuk membuat sedikit pembahasan. Sepintas lalu terkesan bahwa tidak ada syirik di situ karena yang dianggap Allah yang satu adalah Al Masih. Dalam hal ini, Al Masih dianggap sebagai jelmaan Allah. Namun, jika demikian anggapannya, ketika Al Masih hidup, Allah dianggap hanya beraktivitas seperti Al Masih. Ini adalah tidak mungkin karena Allah hidup kekal, terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk, dan tidak tidur (2:255). Dengan demikian, Allah dan Al Masih ada pada saat yang sama. Oleh karena itu, Allah dan Al Masih tidak sama. Dalam hal ini, Al Masih hanyalah makhluk yang telah dianggap sebagai tuhan selain Allah. Di sinilah letak kesyirikan tersebut. Sebagai sekutu Allah, Al Masih diperlakukan seperti Tuhan.
2:255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (versi Dep. Agama RI)
Contoh yang lain adalah anggapan bahwa Allah mempunyai anak (17:40; 6:100; dan 9:30). Yang dianggap sebagai anak Tuhan adalah sesuatu yang dijadikan sebagai sekutu Allah.
17:40. Maka apakah patut Tuhan memilihkan bagimu anak-anak laki-laki sedang Dia sendiri mengambil anak-anak perempuan di antara para malaikat? Sesungguhnya kamu benar-benar mengucapkan kata-kata yang besar (dosanya). (versi Dep. Agama RI)
6:100. Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan. (versi Dep. Agama RI)
9:30. Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah." Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? (versi Dep. Agama RI)
Selain itu, ayat-ayat tersebut menerangkan bahwa yang dijadikan sebagai sekutu Allah meliputi manusia, jin, dan malaikat. Karena itulah di dalam Islam perbuatan syirik merupakan perbuatan yang sangat berbahaya bagi manusia. 

Related Posts

0 Response to "Apa Arti Dan Bahaya “Mempersekutukan” Allah Atau Syirik?"

Posting Komentar