Gejala dini penyalahgunaan Narkoba bukanlah hal yang mudah, tapi sangat penting artinya untuk mencegah berlanjutnya masalah tersebut. Bila sudah dalam keadaan ketergantungan, maka gejala lebih mudah terlihat, tergantung dari jenis zat yang dipakai, jumlah atau frekuensi pemakaian, cara dan lamanya pemakaian.
Gejala penyalahgunaan Narkoba sangat tergantung dari tahapan pemakaiannya dan untuk sampai pada kondisi ketergantungan seseorang akan mengalami beberapa tahap :
· Experimental Use adalah periode dimana seseorang mulai mencoba-coba menggunakan Narkoba dan zat adiktif dengan tujuan untuk memenuhi rasa ingin tahu
· Social Use adalah periode dimana individu mulai mencoba menggunakan Narkoba untuk tujuan rekreasional, namun sama sekali tidak mengalami problem yang berkait dengan aspek sosial, finansial, medis dan sebagainya. Umumnya individu masih dapat mengontrol penggunaannya
· Early Problem Use adalah periode di mana individu sudah menyalahgunakan Narkoba dan perilaku penyalahgunaan ini mulai berpengaruh pada kehidupan sosial individu tersebut, seperti timbulnya malas bersekolah, keinginan bergaul hanya dengan orang-orang tertentu, dan lain-lain
· Severe Addiction adalah periode dimana individu hanya hidup dan berlaku untuk mempertahankan ketergantungannya, sama sekali tidak memperhatikan lingkungan sosial dan diri sendiri. Pada tahap ini, individu biasanya sudah terlibat pada tindakan kriminal yang dilakukan demi memperoleh Narkoba yang diinginkan.
Kapan seseorang dapat sampai pada tahap kontinum terakhir (ketergantungan berat / Severe addiction), sangat tergantung pada beberapa hal yaitu :
1. Faktor individu : biologis, psikologis dan sosial
2. Jenis zat opiat adalah jenis yang paling cepat menimbulkan ketergantungan (high addict)
Orang yang muda terjerat narkoba
1. Kurangnya pemahaman, pengkhayatan, dan pengamalan Agama.
Agama mengajarkan pola hidup sehat, memberikan solusi untuk seluruh masalah, menganjurkan untuk menjaga diri sendiri dan lingkungan hidup yang jika dipahami, dikhayati, dan diamalkan secara sempurna, akan menuntun seseorang menuju hidup bebas Narkoba.
2. Memiliki keyakinan Adiktif
Keyakinan adalah hal-hal yang diyakini seseorang dan dianggap benar, mengenai diri sendiri, orang lain dan dunia sekitarnya, yang mempengaruhi perasaan dan perilakunya sehari-hari. Keyakinan Adiktif adalah keyakinan yang menjadikan orang itu rentan terhadap kecanduan Narkoba. Misalnya :
- Saya harus sempurna dan tampil sempurna
- Saya harus menguasai dan mengendalikan orang lain
- Saya harus memperoleh apa yang saya inginkan
- Hidup harus bebas dari rasa sakit atau penderitaan
- Saya ingin segalanya terjadi sesuai keinginan saya
- Semua orang harus peduli dan mengerti terhadap saya
- Saya ingin hidup ini bebas aturan
Dalam kenyataan, hal itu tidak mungkin tercapai. Oleh karena itu orang tersebut lalu mengembangkan keyakinan lain seperti :
- Saya tidak pernah cukup puas (saya tidak berharga)
- Saya tidak mampu mempengaruhi lingkungan saya
- Narkoba atau sesuatu lainnya di luar saya memberi saya kekuatan yang saya inginkan
- Takut mengakui perasaannya
- Citra diri dan penampilan adalah segalanya
3. Kepribadian Adiktif
Kepribadian Adiktif adalah jati diri seseorang, yaitu pikiran, perasaan dan kemauan yang ditampilkan dalam perilakunya sehari-hari. Kepribadian yang menunjukkan bahwa orang itu rentan terhadap kecanduan Narkoba.
Ciri kepribadian Adiktif, antara lain :
Pola pikir Adiktif
Perasaan Adiktif
Perilaku Adiktif
- Selalu mencari persetujuan dan perhatian orang lain
- Tidak mampu mengambil keputusan sendiri
- Tidak mampu mengendalikan emosi
- Kebutuhan akan ketergantungan pada sesuatu
- Banyak berkhayal
- Selalu mencari persetujuan dan perhatian orang lain
- Tidak mampu mengambil keputusan sendiri
- Tidak mampu mengendalikan emosi
- Kebutuhan akan ketergantungan pada sesuatu
- Banyak berkhayal
- Kurang memiliki jati diri
- Kesulitan berhubungan dengan figure / orang / tokoh yang berkuasa atau berwenang
- Cenderung menyalahkan orang lain
- Kurang mampu mengatasi suatu masalah
- Kebutuhan akan pemuasan yang bersifat segera
4. Ketidakmampuan menghadapi masalah :
Orang yang tidak berlatih menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan baik dan benar cenderung mudah mengalami kebingungan dan frustasi. Ia lebih suka mencari penyelesaian yang bersifat seketika dan langsung memuaskannya.
5. Tak terpenuhinya kebutuhan Emosional, Sosial, & Spiritual :
Setiap orang membutuhkan perasan diterima oleh lingkungan terdekat terutama keluarga, di sekolah dan diantara teman-temannya, rasa aman, rasa dihargai, dan dicintai.
6. Kurangnya dukungan Sosial :
Dukungan sosial sangat dibutuhkan seseorang dalam menghadapi masalah, terutama dukungan dari keluarga, teman sebaya dan masyarakat.
7. Tidak dapat menghadapi kenyataan :
Orang harus berlatih untuk dapat menerima kenyataan akan dirinya sendiri, baik kelebihan maupun kekurangannya. Juga harus belajar menerima kenyataan lingkungan sekitarnya dan tidak selalu mencari kambing hitam untuk dipersalahkan sebagai penyebab kegagalannya. Orang harus mengambil tanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Lebih lanjut, di bawah ini akan ditulis beberapa ciri-ciri kepribadian - terutama pada remaja - yang rentan terhadap penyalahgunaan Narkoba.
- Perasaan rendah diri (inferiority complex)
- Mudah kecewa.
- Cenderung agresif dan destruktif.
- Tidak mampu bersabar.
- Suka akan sensasi.
- Mengidap perasaan tertekan, murung, dan tidak mampu menjalankan fungsi sosial.
- Cepat bosan.
- Menderita gangguan psikoseksual, gagal mengembangkan identifikasi seksual yang tepat. Pemalu, takut mendekati dan didekati oleh lawan jenis.
- Menderita keterbelakangan mental.
- Kurang mempunyai motivasi untuk berprestasi.
- Prestasi belajar cenderung menurun dan selalu rendah.
- Kurang / tidak melibatkan diri dalam kegiatan ekstrakurikuler.
- Cenderung mengidap gangguan jiwa : kecemasan, obsesi, apatis, depresi, menarik diri dari pergaulan, tidak mampu mengatasi stres, atau hiperaktif.
- Cenderung tidak mematuhi peraturan.
- Cenderung berperilaku menyimpang : melakukan hubungan seksual di luar nikah, membolos, agresif, anti sosial, mencuri, berbohong, berbuat kenakalan pada usia sangat dini.
- Tidak senang berolahraga.
- Cenderung makan berlebihan.
- Mempunyai persepsi bahwa keluarganya tidak menyayanginya / tidak harmonis.
- Mempunyai kebiasaan merokok sejak usia dini.
- Suka bergaul dengan orang-orang yang menjadi pemabuk, penyalahguna Narkoba, atau pengedar Narkoba.
- Suka berkunjung ke tempat hiburan.
- Berasal dari dan berada dalam lingkungan keluarga yang kurang religius.
Tahap tahap perubahan pengguna narkoba
Memotivasi individu yang mengalami ketergantungan pada Narkoba untuk menghentikan pola penggunaan zatnya bukanlah hal yang mudah. Prochaska & Diclemente (dalam Bennet. 1998) mengatakan bahwa ada tahap-tahap perubahan yang dialami oleh seorang Pecandu Narkoba yang mempengaruhi proses pemulihannya.
Penjelasan tahap perubahan tersebut sebagai berikut :
· Precontemplation adalah tahap di mana Pecandu umumnya belum mau mengakui bahwa perilaku penggunaan Narkoba merugikan diri sendiri, keluarga dan lingkungannya. pada tahap ini seorang Pecandu akan menampilkan mekanisme pertahanan diri agar mereka dapat mempertahankan pola ketergantungannya. Jenis mekanisme pertahanan diri paling sering muncul adalah penyangkalan (denial) dimana pecandu selalu ‘mengelak’ atas kenyataan-kenyataan negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan Narkoba. Jenis mekanisme pertahanan diri yang lain adalah mencari pembenaran (rasionalisasi), dimana pecandu akan selalu berdalih untuk melindungi perilaku ketergantungannya.
· Contemplation adalah tahap dimana pecandu mulai menyadari bahwa perilaku penggunaan Narkoba merugikan diri sendiri, keluarga dan lingkungannya, tetapi sering merasa ragu-ragu (ambivalen) untuk menjalani proses pemulihan. Proses wawancara motivasional sangat menentukan apakah pecandu kembali pada tahap precontemplation di atas atau justru semakin termotivasi untuk pulih.
· Preparation adalah tahap dimana individu mempersiapkan diri untuk berhenti dari pola penggunaan zatnya. Umumnya yang bersangkutan mulai mengubah pola pikirnya yang dianggap dapat membantu usahanya untuk dapat bebas dari Narkoba.
· Action adalah tahap dimana seorang pecandu dengan kesadaran sendiri mencari pertolongan untuk membantu pemulihannya
· Maintenance adalah tahap dimana seorang pecandu berusaha untuk mempertahankan keadaan bebas Narkoba (abstinensia)
· Relapse adalah tahap dimana seorang pecandu kembali pada pola perilaku penggunaan Narkoba yang lama sesudah ia mengalami keadaan bebas Narkoba.
Tips Orang tua bersikap bila anaknya terkena narkoba
1. berusaha tenang
kendalikan emosi, marah, tersinggung atau rasa bersalah tidak ada gunanya.
2. jangan tunda masalah
hadapi kenyataan, adakan dialog terbuka dengan anak, kemukakan apa yang anda ketahui, jangan menuduh ketika anak berada dalam pengaruh narkoba.
3. dengarkan anak
beri dorongan non verbal, jangan memberi ceramah/nasihat. Jangan rendahkan harga dirinya terutama di depan teman-temannya/orang lain, buat agar anak merasa aman dan nyaman berbicara dengan anda.
4. hargai kejujuran
bila anak sudah mengakui menggunakan narkoba, janganlah menampilkan reaksi marah. Orang tua harus bersyukur bahwa anak mau bersikap jujur.
5. jujur terhadap diri sendiri
beri contoh sikap jujur dan terbuka mengakui kelemahan dan kesalahan orang tua, jangan merasa benar sendiri. Saling memaafkan untuk kesalahan sikap, kata-kata dan kesalahan di masalalu.
6. tingkatkan hubungan dalam keluarga
selesaikan konflik yang ada dalam keluarga, rencanakan membuat kegiatan bersama-sama dengan keluarga.
7. cari pertolongan
jika sulit mengendalikan emosi dan menghadapi masalah, minta bantuan kepada pihak ketiga atau tenaga profesi, puskesmas, rehabilitasi dengan atau tanpa seijin anak
8. pendekatan kepada orang tua anak
kunjungi orang tua teman anak yang menggunakan narkoba, ungkapkan dengan hati-hati dan bijaksana apa yang anda ketahui, ajak kerjasama menghadapi masalah. (buku Mewujudkan Indonesia bebas Dari Ancaman Narkoba 2015, BNN)
0 Response to "Proses Dan Tahapan Ketergantungan Narkoba"
Posting Komentar