Seberapa sering Anda berupaya tapi gagal? Bagaimana Anda menyikapinya? Mari kita merenung sejenak, untuk menjawab pertanyaan ini. Sebab, dari pertanyaan ini, sebenarnya kita bisa mulai mengukur kapasitas dan mentalitas diri, terutama dalam menghadapi kehidupan yang serba tak pasti.
Sukses tentu merupakan impian bagi semua orang. Entah bisa sukses di bidang pekerjaan, keuangan, hubungan keluarga, pendidikan, dan lainnya. Biasanya, setiap orang akan bekerja keras dan bersaing untuk kesuksesan mereka sendiri dengan cara mereka sendiri. Biasanya, upaya yang mereka lakukan untuk mencapai kesuksesan adalah bekerja keras.
Sukses tentu merupakan impian bagi semua orang. Entah bisa sukses di bidang pekerjaan, keuangan, hubungan keluarga, pendidikan, dan lainnya. Biasanya, setiap orang akan bekerja keras dan bersaing untuk kesuksesan mereka sendiri dengan cara mereka sendiri. Biasanya, upaya yang mereka lakukan untuk mencapai kesuksesan adalah bekerja keras.
Ya, ini adalah pertanyaan paling mendasar yang menentukan kita gagal atau sukses. Mengapa? Karena pada dasarnya tak ada orang sukses yang tak pernah gagal. Malah, banyak orang yang sangat sukses setelah berkali-kali gagal. Bahkan, jika digali lebih jauh lagi, hampir bisa dipastikan, tingkat kegagalan yang sudah pernah dialami mungkin banyak sekali. Lantas, bagaimana ia bisa bangkit dan sukses luar biasa? Di sinilah rahasianya: konsistensi.
Berkali-kali saya bertemu dengan pengusaha sangat sukses. Berkali-kali pula jika ditelusuri lebih jauh, mereka punya sikap dan kebiasaan yang—analogi sederhananya—“mirip” mesin. Ini sama sekali bukan sikap yang kaku atau cenderung monoton. Tapi, mesin yang saya ungkapkan adalah mesin yang bekerja rutin, konsisten, dan sesuai target. Dalam pengertian bahasa Jawa, ada sebuah ungkapan, yakni ajeg. Secara harfiah, kata ini mewakili konsistensi seseorang dalam melakukan suatu hal.
Jika Einstein pernah mengatakan, seseorang yang melakukan hal yang sama berkali-kali namun mengharapkan hasil yang berbeda adalah kegilaan, maka ajeg ini adalah “kegilaan” yang positif. Yakni, seseorang dengan tekad yang kuat, kemauan yang sangat bulat, lalu melakukan tindakan yang sangat konsisten terhadap apa yang diperjuangkan, secara terus-menerus, hingga ia benar-benar berhasil.
Bisa dikatakan, ajeg akan mengantarkan seseorang menjadi sangat fokus. Seperti David Beckham yang melatih terus-menerus tendangan bebas hingga bisa menembus blokade pemain lawan. Atau, seperti latihan Michael Jordan yang berlatih terus-menerus bagaimana ia bisa menembak ke ring dalam posisi apa pun.
Memang, semua itu kadang terlihat monoton. Bahkan, bisa jadi sangat membosankan. Harus melakukan hal yang sama terus-menerus. Tapi, justru di sana, sebenarnya kita sedang dilatih untuk benar-benar fokus pada tujuan. Sehingga, target apa pun yang kita canangkan, bisa kita taklukkan. Dengan latihan yang ajeg, Beckham bisa menemukan “celah” bagaimana cara menendang yang tepat sampai ke gawang sesuai yang diharapkan. Michael Jordan juga menyebut, dengan ke-ajeg-annya, ia jadi tahu, posisi apa yang paling pas untuk bisa memasukkan bola ke dalam ring.
Kembali ke soal ajeg-nya para tokoh sukses yang saya kenal. Hampir semua orang itu memiliki jadwal yang sangat terencana. Bangun jam sekian, melakukan evaluasi, bekerja, hingga melakukan refleksi tentang apa yang sedang, telah, dan belum tercapai hari itu. Begitu seterusnya. Mereka konsisten dengan apa yang dilakukannya saban hari.
Namun ternyata untuk mencapai kesuksesan bukan hanya kerja keras yang dibutuhkan. Dalam Islam, ada tiga hal utama yang harus dilakukan oleh umat Islam untuk dapat mencapai kesuksesan. Jadi apa tiga hal itu? Mari kita lihat tiga hal berikut ini.
Pertama, yaitu dengan mujahadah. Saat ini, ada banyak orang yang membenarkan berbagai macam cara untuk mendapatkan kesuksesan. Mulai dari cara halal hingga cara melanggar hukum. Mulai dari menjadi koruptor, pengedar narkoba, hingga menjadi pelaku kejahatan. Ini hanya dilakukan demi mendapatkan banyak uang, mendapatkan kesuksesan, demi tinggal di rumah mewah dengan kendaraan mewah.
Meskipun demikian, mereka tentu tidak akan hidup dalam ketidaknyamanan batin. Sedangkan orang yang beribadah adalah orang yang selalu berjuang dalam ketaatan kepada Allah. Orang yang beribadah tentu akan menjalani kehidupannya sesuai dengan ketentuan syariah. Dengan melakukan mujahadah, pasti pintu menuju kesuksesan pasti akan dibuka oleh Allah SWT.
Sebagaimana Allah berfirman, "Dan orang-orang yang berusaha (mencari kesenangan) Kami, Kami akan benar-benar menunjukkan kepada mereka jalan kami. Dan tentunya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat baik." (Surat al-Ankabut: 69)
Kedua, yaitu selalu berprasangka terhadap Tuhan. Sebagai Muslim, kita harus selalu berprasangka kepada Allah. Diduga bahwa Tuhan akan memberi kita kesuksesan dan akan selalu meluncurkan kekayaan kita. Seperti yang Allah katakan, "Saya setuju dengan perbudakan saya kepada-Ku." (Muttafaqun ‘alaih).
Karena itu, kita harus selalu menjadi mitra yang baik dengan Tuhan. Bahkan jika Anda tidak berprasangka terhadap Allah, Anda akan celaka. Sebagaimana dinyatakan, "Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa kebijaksanaan (hanya sia-sia). Begitulah anggapan orang-orang kafir, jadi celakalah bagi mereka yang tidak percaya karena mereka akan pergi ke neraka ... "(QS: Ash-Shood: 27)
Lalu yang ketiga, kita harus menjadi seseorang yang bisa dipercaya. Dengan menjadi orang yang bisa dipercaya, orang lain juga akan percaya pada kita dan tidak akan ragu untuk membentuk kemitraan dengan kita. Tetapi jika sekali kita tidak bisa dipercaya ketika dipercaya oleh orang lain, maka itu akan memberi kita dampak buruk yang luar biasa.
Seperti yang dikatakan Rasulullah, "Tidak ada kepercayaan pada mereka yang tidak memenuhi mandat; dan tidak ada agama pada orang yang tidak menepati janji." (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban). Sedangkan dalam hadits lain dinyatakan, "Membayar kepercayaan kepada mereka yang memberi kepada Anda, dan tidak mengkhianati orang-orang yang mengkhianati Anda." (HR. Ahmad).
Misalnya, ketika kita dipercayakan oleh orang lain untuk menjalankan bisnis atau usaha, maka kita harus menjalankan amanah sebaik mungkin. Mulai dari menjalankan bisnis dengan maksimal, sepenuh hati, dan tidak mengingkari perjanjian kerja sama yang disepakati kedua belah pihak. Jika kita tidak bisa dipercaya, pasti orang itu akan enggan menjalin kembali kerja sama dengan kita.
Demikian juga dalam konteks lain dalam kehidupan, sifat mandat harus tertanam kuat dalam kehidupan setiap Muslim. Seperti yang Allah katakan dalam ayat berikut, "Hai kamu yang beriman, jangan mengkhianati Allah dan Nabi (Muhammad) dan (juga) jangan mengkhianati mandat yang dipercayakan kepadamu saat kamu tahu." (Surat al-Anfal [8]: 27).
Ini adalah tiga hal yang harus kita investasikan untuk mendapatkan kesuksesan. Pertama, yaitu dengan melakukan mujahadah. Kedua, selalu berprasangka terhadap Tuhan. Lalu yang ketiga dengan menjadi orang yang bisa dipercaya. Jika ketiga hal ini berhasil dilaksanakan, maka Insya Allah, kesuksesan akan segera datang ke setiap kehidupan umat Islam yang menerapkannya.
0 Response to "Inilah Kunci Sukses Luar Biasa!!"
Posting Komentar